Mohon tunggu...
niqi carrera
niqi carrera Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sebagai ibu, ikut prihatin dan resah dengan kondisi sekitar yang kadang memberi kabar tidak baik. Dengan tulisan sekedar memberi sumbangsih opini dan solusi bangsa ini agar lebih baik ke depan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

PHK Massal Dampak Resesi, Apa yang Harus Dilakukan?

9 Oktober 2022   09:59 Diperbarui: 9 Oktober 2022   10:01 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Resesi adalah topik hangat akhir-akhir ini di media massa, portal berita, dan televisi. Apalagi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia sangat mungkin tergelincir ke dalam resesi. Beberapa negara berisiko mengalami resesi, antara lain AS, Jepang, Kanada, Australia, Korea Selatan, dan beberapa negara Eropa, seperti dikutip CNBC Indonesia. Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Dampak yang sangat serius adalah terjadinya gelombang PHK yang cukup besar. Bahkan di Indonesia sendiri, banyak perusahaan yang merumahkan pekerjanya karena perubahan strategi untuk beradaptasi dengan situasi global. Beberapa perusahaan besar yang akhir-akhir ini melakukan PHK massal adalah Shopee, Tokocrypto dan Indosat. Ada juga perusahaan mobil PT Nozomi yang sempat memicu demonstrasi karyawan.

Jadi apa yang terjadi ketika gelombang PHK melanda? Mengapa resesi terus berlanjut? Bagaimana konsep ekonomi Islam yang tangguh dan sejahtera? Dunia harus seperti apa?

***

Semakin banyak perusahaan yang diberhentikan, jumlah pengangguran akan meningkat. Artinya semakin banyak kepala keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini akan membahayakan tatanan sosial masyarakat. Karena tingkat kemiskinan yang tinggi dapat berjalan beriringan dengan tingkat kejahatan yang tinggi.

Bagi perusahaan, PHK adalah mimpi buruk karena dapat mengikis daya beli masyarakat. Situasi ini mengurangi pendapatan perusahaan karena menghambat arus kas. Akibatnya, banyak perusahaan terpaksa bangkrut. PHK juga berdampak pada negara. Pemerintah membutuhkan anggaran untuk berbagai masalah yang diakibatkan oleh tingginya angka pengangguran. Penerimaan pemerintah (pajak), di sisi lain, menurun karena output kena pajak lebih sedikit. Inilah efek ganda dari PHK yang pada akhirnya akan menggoyahkan stabilitas ekonomi negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan resesi terjadi karena bank sentral di seluruh dunia gencar menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga yang drastis ini merupakan langkah untuk menahan inflasi yang melanda dunia. Kenaikan suku bunga mendorong orang untuk menabung lebih banyak. Ini akan mengurangi jumlah uang beredar dan menjaga inflasi tetap rendah.

Masalah inflasi juga kompleks. Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus. Akibatnya, daya beli masyarakat berkurang dan perusahaan kehilangan pendapatan. Situasi seperti itu dapat menyebabkan PHK massal. Ini berarti bahwa resesi dan inflasi dapat mempengaruhi PHK.

Dua penyakit kronis ekonomi kapitalis hanya berkisar pada inflasi atau resesi. Menyelesaikan masalah inflasi dapat menyebabkan resesi. Di sisi lain, memperbaiki masalah resesi dapat menyebabkan inflasi lagi. Ini karena sistem ekonomi kapitalis didasarkan pada sektor non-entitas berbasis riba.

Bahkan sistem uang kertas yang tidak ditopang oleh komoditas yang bernilai (mata uang fiat) hanya akan terus menimbulkan krisis. Federal Reserve Board (FRB) memproduksi dolar hanya untuk menyelamatkan perekonomian. Luasnya dominasi AS berarti mata uang yang didukung Dolar seperti rupiah mudah berubah.

Jika AS atau ekonomi utama lainnya menaikkan suku bunga, itu bisa menyebabkan resesi. Suku bunga rendah dapat menyebabkan inflasi. Namun yang pasti keduanya memiliki pengaruh yang besar terhadap nasib buruh. Akibatnya, jika dunia masih menerapkan sistem ekonomi kapitalis dengan mata uang fiat, masalah krisis mungkin tidak akan terselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun