Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Mengapa Kita Harus Menggunakan Hak Pilih Kita dalam Pemilu 2019

2 Desember 2018   22:20 Diperbarui: 2 Desember 2018   22:44 6540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hal yang dimaksud seperti terdaftar sebagai pemilih, ideologi dan program parpol pengusung paslon, rekam jejak dan tawaran program paslon.

Lalu, bagaimana caranya menjadi pemilih yang  cerdas itu?

  • kita perlu Memastikan Telah Terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang   diumumkan pada tanggal 1 Juli hingga 8 Juli 2018. Bila tidak terdaftar, segera melaporkan ke Panitia Pemungutan Suara (PPS) setempat. DPS hasil perbaikan (DPSHP) nantinya akan diumumkan pada 22 Juli 2018. Setelah itu, KPU akan kembali meminta masukan dari masyarakat dan melakukan perbaikan DPSHP hingga 12 Agustus 2018. Selanjutnya KPU menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang diumumkan pada tanggal 5 September 2018. Namun KPU memberikan waktu khusus selama 10 hari kerja untuk perbaikan, dengan melibatkan semua parpol peserta pemilu. Bila tidak terdaftar, pada tanggal pemungutan suara, tetap dapat menggunakan hak pilih dengan menunjukkan KTP elektronik, kartu keluarga, paspor dan/atau identitas lain untuk memilih di TPS sesuai domisili.
  • Cari dan cermati ideologi dan program kerja partai politik pengusung. Utamakan ideologi dan program kerja partai politik yang benar-benar mengawal Pancasila, kebhinnekatunggalikaan dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
  • Cari dan cermati tawaran program kerja pasangan calon selama masa kampanye tertutup (sosialisasi, pertemuan, dll) dan selama masa kampanye terbuka.
  • cari dan cermati rekam jejak pasangan calon (moral, sosial kemasyarakatan, organisasi, dan aspek lainnya) melalui berbagai informasi yang tersedia.
  • gunakan informasi seputar pilkada di media sosial secara cermat dan bijak. Hindari usaha-usaha yang menjebak pada ujaran kebencian, hoax dan adu domba keberagaman masyarakat.
  • setelah mencermati pilihan paslon, lalu jatuhkan pilihan secara sukacita guna menjamin kelangsungan hidup dan peningkatan kesejahteraan bersama. Yang perlu diingat, memilih bukan karena terdorong oleh iming-iming dari paslon (uang, kaos, sembako, dll). Saat kita memaklumi dan menerima politik uang maka kita sedang menanam serta ikut menyuburkan praktek korupsi. Oleh karena itu, TOLAK POLITIK UANG.

"hendaknya ikut terlibat dalam bidang politik

Dengan memberikan yang terbaik dari dirinya sendiri.

Tak satupun dari kita mengatakan,

Saya tidak ada hubungannya dengan politik,

mereka yang mengatur ......

.....berpolitik,

Merupakan salah satu bentuk tertinggi dari karya amal,

Karena melayani kepentingan umum .....

Eh, saya tidak bisa mencuci tanganku?

Kita semua harus memberikan sesuatu!"

(Paus Fransiskus, indonesia.ucanews.com, 16 September 2013)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun