Mohon tunggu...
Bayu Aditya
Bayu Aditya Mohon Tunggu... -

Enthusiast-Traveller, Acclaimed Writer, Discover Attendant of 1000 GURU

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dari Titik Nol ke Titik Jiwa

4 Desember 2017   20:35 Diperbarui: 4 Desember 2017   20:41 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.traveloka.co.id

Dalam melakukan kegiatan TNT, aku dan beberapa teman relawan yang ikut pergi ke lapangan, memutuskan untuk berangkat dari Jakarta ke daerah pelosok dengan menggunakan kereta api yang mana terlebih dahulu aku melakukan pemesanan melalui Traveloka. Siapa sangka, program Traveloka dalam meningkatkan kepuasan konsumennya memang patut diacungi jempol. Tidak salah apa yang dikatakan oleh Tech In Asia, situs yang memuat informasi terbaru mengenai para penggiat startup di Asia bahwa tidak hanya memberikan promo harga murah, Traveloka juga memberikan asuransi perjalanan yang bekerjasama dengan Chubb. 

Pada saat itu, kami yang bepergian dengan kereta kelas bisnis hanya membayar Rp 9.000 untuk premi asuransi dimana jika terjadi kecelakaan atau pembatalan keberangkatan dari pihak KAI dapat dicairkan dalam bentuk dana hingga sebesar Rp 12 juta. Tak hanya itu, bahkan memesan tiket kereta api melalui Traveloka juga memberikan perlindungan jika terjadi kehilangan barang. Untuk itulah, jika hanya bepergian di Jawa, aku selalu menggunakan kereta api. Dan salah satu kegiatan yang paling menyenangkan ketika bepergian dengan menggunakan kereta api adalah harganya yang murah disamping kami dapat bercengkrama sambi menyaksikan lukisan Tuhan yang mematang di hamparan tanah nan hijau. 

Lukisan Tuhan itu seolah melambaikan kepergian kami dari Stasiun Pasar Senen ke Stasiun Malang Lama dimana aku dan teman-teman relawan mengajar anak-anak di Desa Tumpang, desa yang terletak di bawah kaki Semeru, puncak tertinggi Jawa yang pada orasinya, Bung Karno pernah berkeinginan untuk mencabut Semeru hingga ke akar-akarnya dengan pemuda-pemuda yang tangguh. Dan kemudian karena itulah aku mulai mengerti bahwa meskipun aku berasal dari titik nol, namun untuk mencapai titik tertinggi Jawa yang sempat membuat bulu kuduk merinding menatap kebesaran Tuhan, aku telah mengerti bahwa siapapun dapat menJadi Bisa termasuk mewujudkan impian-impian yang belum terwujud. Impian itu, biarkanlah saja mengalir. Terus mengalir hingga pada akhirnya menemukan titik ujungnya dengan cara yang tidak pernah diduga. Dan mimpi adalah, kau memulainya dari titik nol dan kau menghayatinya pada titik jiwa terlebih di titik puncak Jawa.

Semeru, puncak impian
Semeru, puncak impian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun