Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, Founder Rumah Hipnoterapi, Founder Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Penerapan Kebijakan Ekonomi Inklusif bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia

31 Juli 2022   23:57 Diperbarui: 1 Agustus 2022   00:15 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Tiga pilar ekonomi inklusif seharusnya mencakup pertama, Pertumbuhan dan Perkembangan Perekonomian yang meliputi pertumbuhan ekonimi, kesempatan kerja dan infrastuktur ekonomi. Kedua, Pemerataan pendapatan dan pengurangan kemiskinan serta ketiga, perluasan akses dan kesempatan.

Nah bagaimana strategi yang tepat untuk memperluas akses dan kesempatan bagi penyandang disabilitas agar dapat menikmati program ekonomi inklusif, simak baik-baik ya kawan.

Lingkungan Keluarga

Keluarga menjadi hal pertama yang perlu diperhatikan. Saya mendapati bahwa banyak sekali keluarga yang masih belum mau menerima seratus persen kehadiran anggota keluarga penyandang disabilitas.

Bahkan beberapa kasus menunjukkan bahwa seorang penyandang disablitas justru disembunyikan di dalam rumah atau kamar agar tidak diketahui oleh publik. Mereka diisolasi dan tidak diberikan kebebasan selayaknya manusia pada umumnya.

Jika dibiarkan terus-menerus, maka akan banyak korban penyandang disabilitas yang terpenjara hak-haknya. Ingat bahwa mereka juga manusia yang mempunyai hak-hak dasar yang harus kita berikan.

Untuk mencegah dan mengurangi kasus-kasus seperti ini, maka pemerintah pusat maupun daerah dapat bekerjasama dengan berbagai pihak guna melakukan edukasi yang komprehensif kepada orang tua dan/atau keluarga penyandang disabilitas.

Selain itu, pencatatan atau pengkinian data juga menjadi hal penting, agar dapat diketahui secara pasti dan akurat berapa banyak penyandang disabiltas di suatu daerah. Dengan begitu, dapat mendorong para pihak agar bahu-membahu menciptakan lingkungan yang menerima mereka apa adanya.

Lingkungan Pendidikan

Sekolah inklusi menjadi salah satu alternatif pilihan yang masuk akal bagi para penyandang disabilitas. Tetapi sayangnya jumlah sekolah inklusi di tiap daerah masih cukup minim dengan kuota sangat terbatas.

Belum lagi persoalan tenaga pendidik khusus penyandang disabilitas yang harusnya memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai. Hal ini sangat krusial karena pendidikan adalah modal dasar bagi semua orang ketika akan memasuki dunia kerja.

Oleh sebab itu perlu adanya evaluasi di berbagai instansi mulai dari pemerintah daerah, dinas pendidikan dan lain-lain untuk memperbaiki standar dan mutu sekolah inklusi. 

Memperbanyak jumlah sekolah inklusi, melonggarkan kuota siswa sekolah inklusi hingga mewujudkan perguruan tinggi inklusi merupakan sederet contoh perbaikan-perbaikan yang kami harapkan.

Lingkungan Kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun