Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Tiga Modus Pengendara Motor Jakarta

6 Mei 2015   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1430909920245401937

[caption id="attachment_364684" align="aligncenter" width="600" caption="dokTD"][/caption]

Dokumentasi foto diatas terekam pada hari Rabu, 6 Mei 2015 Pukul 06.44 wib.  Lokasi reportase di perempatan Hek Jalan Raya Bogor Km 20 Jakarta Timur.  Kesibukan warga Jakarta menuju tempat kerja, berangkat  sekolah atau para pedagang di pagi hari itu bisalah dikatakan sebagai semangat menjemput reeki.

Terlihat begitu banyak warga menggunakan transportasi roda dua.  Motor dengan segala jenis merk memenuhi hampir seluruh badan jalan.  Kendaraan umum berupa angkot dan bus serta kendaraan pribadi tertelan diantara motor.  Sopir mobil harus super hati hati berdesakan dengan motor, apalagi pada posisi rambu lampu merah.  Kalau terjadi insiden senggol menyenggol dijalan super  padat maka perang mulut rombongan pemotor sepertinya menciutkan nyali sopir mobil.

Akhir akhir ini pengendara motor nampaknya punya modus baru ketika berhenti menunggu lampu hijau. Tak sabar menunggu beralihnya lampu kuning sebagai persiapan tancap gas, pengendara motor kini lebih awal bergerak di ujung lampu pada sisi badan yang berlainan. Tujuan pemotor berpindah tempat ke posisi arah jalan adalah untuk segera memotong jalan.

Mereka tidak sabar lagi menunggu giliran lampu hijau dari route normal. Tentu saja posisi mereka membahayakan diri sendiri atau pengguna jalan lainnya.  Modus berpindah tempat melampau rambu rambu lalu lintas itu terjadi disetiap lampu merah ibukota.  Bisa jadi pengendara motor berkilah ketika ditanya kenapa anda melakukan pola lampu merah demikian.  Sudah pasti jawaban : " Mau buru buru ini Pak macet sudah ngak ketulungan"

Disamping tingkah laku pengendara seperti yang uraikan diatas terdapat dua modus lagi. Modus pertama, pengendara saat ini merasa bebas melewati rambu larangan di lampu merah. Motor bergerombol melesak kedepan melebihi batas yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Darat.    Bahkan posisi motor maju kedepan seperti ini mempersempit "lorong" jalan bagi pengendara yang datang dari arah berlawanan.

Nah modus pemotor yang terakhir yaitu mereka sudah berani berkendara dari arah yang berlawanan. Pengendara motor sudah sangat paham rute menuju tempat berakivitas sangat macet.  Oleh karena itu mereka menyebrang kesisi jalan yang kosong dan sepi agar bisa lebih cepat dan lepas dari kemacetan.  Pola ini sangat berbahaya, kemungkinan tertabrak oleh kendaraan yang datang dari berlainan arah sangat besar sekali.  Pemotor yang berani nekad mengambil jalan pintas seperti ini bisanya terlihat pada jam jam sibuk.

Itu pergeseran budaya berkendara motor yang tidak bisa dipungkiri telah terjadi dikota kota besar. Pengedara motor mencari jalan pintas agar bisa cepat tiba di tujuan dengan menggunakan 3 modus tersebut.  Sementara  Polisi Llalu Lintas dan Pegawai DLLAJR tampaknya tidak bisa lagi melarang gerombolan pengendara motor yang melewati garis marka jalan di posisi lampu merah.

Point yang ingin disampaikan pada tulisan kali ini adalah pertumbuhan alat transportasi tidak bisa dibendung sedangkan pertambahan ruas jalan berjalan seperti siput dipadang pasir.  Diperkirakan dalam waktu kurang dari 2 tahun Jakarta akan macet total.  Kendaraan yang masuk keruas jalan bila disambung sambung dapat  dipastikan melebih panjang jalan di Jakarta.  Artinya ketika warga keluar dari garasi dan kemudian masuk kejalan raya, maka ketika itu juga kendaraan mereka tidak bisa bergerak lagi.  M

Pak Ahok, apa kabar ?.  Semoga Pemda DKI Jakarta mempunyai solusi tepat untuk mengatasi kemacetan jalan raya Ibukota.  Kalau tidak merekapun akan kesiangan tiba dikantor karena termasuk warga yang tenggelam dalam rimba kemacetan luar biasa.

Salam salaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun