Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPD Sudah Tertera di Uang Kertas Seratus Ribu

19 Juli 2015   22:17 Diperbarui: 19 Juli 2015   22:17 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua DPD-RI Irman Gusman menerima plakat dari manajer Kompasiana, PepihNugraha. (dok: kompasiana)

 

“DPD sudah diakui. DPD sudah tercantum di uang seratus ribu, di sini,” ujar Irman Gusman. ”Kalau tak ada, berarti uang deposito Anda yang lama,” tambah Ketua DPD RI di Hotel Santika Preimer Jakarta, Jumat (19/6) dalam suasana yang cair. Penuh ger-geran dan istilah Padang maupun Jawa atau etnis lain pada hari kedua Puasa Ramadan itu.

 

Lalu sibuklah, para 80an Kompasianer yang hadir bersama 20an media lain dalam acara “Kompasiana: Tokoh Bicara”. Mengeluarkan lembaran uang yang didomoinasi warna merah, termasuk moderator Tri Agung dari KOMPAS. Ketika menemukan teks Dewan Perwakilan Daerah di bawa Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat, membenarkan ucapan Ketua DPD-RI dua periode Irman Gusman dalam tajuk: Saatnya DPD-RI Didengar.

                DPD Itu Pasti Orang Daerah

                Kehadiran DPD, tersebab oleh tuntutan saat-saat reformasi bergulir. Sekitar sebelas tahun sudah hadir di Bumi Pertiwi ini,  kalah tua dengan DPR/MPR yang sudah 70an tahun. Sebagai Lembaga Negara “baru”, apa sih peran para Senator itu? Diakui oleh Irman yang tampil necis seperti biasa, itu sebab diakuinya ia dipilih 70 persen oleh para kaum wanita. “DPD masih kurang dikenal, memang. Bahkan mungkin kalau diadakan survei, nama sayalah yang muncul,” akunya.

                 Namun, diakui lelaki kelahiran Sumatera Barat ini sambil menyebut, “DPD itu pasti orang daerah. DPD yang dikenal oleh masyarakat daerahnya. Ia bisa Istri Raja, Sultan, mantan menteri, gubernur, tokoh masyarakat lain.”

                Sampai di sini, kebenaran itu mesti diakui. Artinya, anggota DPD Banten, misalnya, dikenal oleh sebagian masyarakat Pandeglang, Cilegon, Serang atau Tangerang. Walau itu sempat dipertanyakan oleh Kompasianer Tubagus Encep yang kurang mengenali siapa empat orang wakilnya dalam satu provinsi rsebelah barat ibukota Negara. “Kalau anggota DPR, dapilnya di Jawa Barat tapi namanya Muarar Sirait,” Irman sedikit beranalogi. Di mana nama (calon) DPR itu lebih Jakarta atau Sumatera. Bukan Asep-Aceng-Encep, Tatang, misalnya.

                Tak mudah menampilkan lembaga tinggi Negara yang satu ini ke permukaan publik.  Walau jika menilik sejarah, taklah sedemikian pendek perjuangan hingga bisa hadir, melalui amandemen UUD45. Apalagi bila mengingat kesenjangan yang ditimbulkannya, terutama perihal nilai ekonomi yang njomplang bila daerah mempunyai sumber daya alam yang melimpah, sementara warganya tak mendapatkan “keadilan”. Ini salah satu yang ingin diperjuangkan oleh DPD. “Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) sebagai perwakilan daerah menjadi jangkar saluran aspirasi dan kepentingan rakyat di daerah yang tidak terwadahi lewat jalur partai politik,” tutur Irman Gusman yang dua kali menjadi Ketua DPD.

                Irman dengan fasih membedah DPD, kata lain dari diplomat  Melayu, dengan bahasa yang popular. Ia sadar sedang mensosilisasikan dan berharap akan disambungkan oleh, terutama, para  blogger yang dianggap perannya kian kentara dalam media sosial, media warga. Apalagi kini sedang giat mensosialisasikan akan kehadiran Rumah Aspirasi di daerah-daerah, di tingkat Provinsi. “Semua Rumah Aspirasi, yang dibangun sebagai tempat anggota Dewan Perwakilan Daerah berkantor di daerah, adalah tempat yang terbuka untuk seluruh rakyat,” tandas Irman. Bahkan, Sekretaris Jenderal DPD-RI Sudarsono Hardjosoekarto yang melanjutkan bicara karena Irman Gusman meninggalkan acara untuk bergabung dengan Presiden, menyebutkan, “Rumah Aspirasi didukung pegawai setempat . Masyarakat, termasuk  blogger, bisa mengadakan kegiatan di rumah itu,” kata Sekjen yang telah bergelar guru besar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun