Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menteri yang Bekerja: Jonan

6 Januari 2015   13:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:43 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

RANGKAIAN jatuhnya Pesawat AirAsia jenis Airbus A.320.200 di kawasan Selat Karimata itu dipenuhi pelbagai kisah di baliknya. Pesawat nomor penerbangan QZ8501 yang take off dari Bandara Ir. Juanda Surabaya pukul 05.36 WIB yang dipiloti oleh Kapten Irianto itu diduga tak dilengkapi peta cuaca. Sehingga total 162 orang yang ada dalam penerbangan itu diperkirakan tak ada yang selamat.

Adalah Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan, di antara yang paling sibuk sejak akhir tahun 2014. Mantan orang nomor satu di PT KAI itu mesti meninjau secara langsung ke berbagai tempat yang berkaitan dengan musibah pesawat AirAsia itu. Ia yang biasa bekerja secara nyata – termasuk tidur meringkuk dalam perjalanan kerata api – tiba-tiba meminta sopir mobilnya untuk menikung singgah ke kantor maskapai penerbangan di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta.

Sang Menteri Jonan mengikuti rapat yang memang sedang diadakan di Perkantoran AirAsia. Terutama perihal maskapai Malaysia itu dalam mendapatkan peta cuaca. Lalu lelaki nomor satu di Kementerian Perhubungan itu pun mengajukan pertanyaan sederhana perihal penting dalam dunia penerbangan komersial itu. Oleh Direktur Operasional Imron Siregar, mendapat penjelasan. Di mana kebiasaannya adalah mengunduh (download) informasi dari web BMKG (Badan Metereologi Klimatologi, dan Geofisika). Sedangkan jika mengambil peta cuaca secara fisik disebutnya sebagai cara kuno alias tradisional.

[caption id="attachment_345013" align="aligncenter" width="426" caption="Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam acara di Kompasianval, November 2014. (foto:TS)"][/caption]

“Kalau Anda anggap tradisional, mengapa laporan fisik cuaca masih Anda ambil pukul 07.00 setelah pesawat hilang kontak?” singgung Jonan.

Jonan, Sang Menteri mengajukan pertanyaan itu bukan asal-asalan. Mengingat ia diberi tahu “pembantunya” perihal staf AirAsia di Bandara Ir. Juanda yang baru mengambil peta cuaca itu di BMKG di Surabaya itu.

Flashback ke belakang adalah kejadian hilang kontak AirAsia dengan petugas, dan sesudahnya. Di mana kemudian Tim Basarnas bekerja keras untuk musibah itu.

Dari kisah, kejadian dan pergerakan Menteri Jonan dalam hal ini, kita tahu. Bahwa ia bekerja tidak hanya berdasarkan laporan bawahan belaka. Untuk tak menyebut penuh improvisasi, atau kreatif, seperti yang diceritakan Hadi M. Djuraid staf khusus Menteri yang berkunjung dan mengikuti rapat di lingkungan AirAsia, Jumat lalu seperti yang dikutip majalah TEMPO edisi Horor AirAsia, 5-11 Januari 2015.

Rangkaian ini, bisa menyibak dunia Perhubungan Negeri ini. Di mana perihal karut-marut yang mengerikan, jika hal-hal tradisional tak dipatuhi oleh jasa moda transportasi umum. Termasuk seenaknya terbang di luar jadwal (Penerbangan QZ 8501) ini dimajukan. Atau ada surat pembaca SURAT KEPADA REDAKSI di KOMPAS, “Ubah Jadwal Secara Sepihak” 5 Januari 2015. Masih lumayan apabila Benny Darmawan yang mengisahkan ditinggal oleh Baraya Travel dari Bandung – mestinya menuju Tebet, Jakarta itu. Karena tidak berisiko seperti moda transportasi udara.

Kita kerap menyepelekan hal-hal rutin, sebelum kejadian, yang mestinya dipatuhi. Karena ada etika yang ditabrak. Sehingga tak hanya berujung pada takdir yang tidak bisa kita hindari. Negeri ini dipenuhi oleh orang-orang punya jabatan dan tujuan untuk kepentingan dirinya. Padahal, perihal moda transportasi umum adalah jenis pelayanan yang semestinya tak mengacuhkan hal-hal rutin. Atawa yang disebut tradisional itu.

Di sini, kita bisa belajar pada Jonan, yang bekerja secara tak tradisional itu. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun