dear penyair,
kesepian telah kau jadikan ladang
darinya kau memanen banyak puisi
hutan dengan juta ragam
hutan yang menyimpan air
kini menghisap air dengan rakus
demi puisi-puisi yang selalu haus
untuk apa puisi-puisimu, penyair?
kau campakkan perut demi mengenyang hati?
tapi hatimu yang dulu hutan,
dimana kini suara-suara liar bersahutan?
kau usir kehidupan demi kepenyairan?
untuk apa puisi-puisi itu?
puisi itu makam kata-kata
kata-kata yang kau susun
menyerupai rasa, asa, dalam jiwa
lalu harap banyak ziarah pembaca
lalu...
kau mau makam dimana hari ini?
salam sastra
Â
jkt, 309816
penulis malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H