Mohon tunggu...
Tetirah Kalam
Tetirah Kalam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lelaki biasa saja.

Hidup bagi Dia, menulis untuk keabadian. (bung TK)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan Retak

13 Agustus 2021   01:48 Diperbarui: 13 Agustus 2021   01:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan itu bila jatuh maka retaknya berbekas.
Retaknya ditertawakan.
.
Lelaki itu bila jatuh
maka bekasnya dilarikan hilang.
Sambil tertawa tawa
bercerita membanggakan.
.
Dia akan bercerita tentang segala kisah perangkapnya.
Bahwa ciuman pertama
akan membuat perempuan rela untuk ciuman kedua.
Bahwa ciuman kedua
membuat perempuan takut kehilangan dia
dan rela ciuman ketiga.
.
Bahwa telah diberikan segalanya
maka semakin takut dan semakin pasrah.
Namun pada akhirnya
itu semua bukan cinta,
tapi jebakan hutang belaka.
.
Sebab sang perempuan telah retak,
dan tak mampu meminta sang lelaki
membayar dirinya dgn ikatan suci
yg semakin jauh terbang
sebagai awan ditiup angin malam.
Hanya bisa pasrah diciumi sang lelaki
yg selalu mengancam akan pergi
jika nafsunya tak diladeni,
sambil menggerutu;
"Kau sudah tak cinta aku lagi!"
 .
Sang perempuan mengeluh.;
Ini cinta yg telah retak.
Ah.... bukan.
Ini bukan cinta,
tapi nafsu yg menjebak.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun