Sesimple itu saja yang bisa aku lakukan sebagai Generasi Berencana. Langkah yang teramat kecil memang, namun berharap ada manfaat yang bisa sampai dan diterima oleh mereka. Untuk kakak dan keponakanku, memang sudah sangat terlambat jika mengacu kepada visi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) yang berbunyi "Penduduk Tumbuh Seimbang 2015". Tapi kesadaran hidup sejahtera bukankah tidak ada batasannya? Dan yang terpenting, kesadaran itu harus sampai kepada seluruh lapisan masyarakat, di segala penjuru daerah. Supaya generasi berencana itu terus tumbuh dan pemahamannya semakin mengakar kuat pada setiap generasi baru yang lahir.
Tidak hanya menimpa keluargaku, di daerah lain, hal serupa juga banyak terjadi. Saat aku main ke rumah teman di daerah Kemang, Bogor, di salah satu desa tetangganya, di suatu kampung yang ditangani oleh temanku, mayoritas warganya masih belum faham benar akan program Keluarga Berencana. Menyedihkan memang, jika di wilayah penyangga ibu kota saja, yang nota bene tidak kampung-kampung amat, masih banyak warga yang belum "tersentuh" hatinya oleh program keluarga Berencana.
Membayangkan Indonesia yang sangat luas, dengan daerah yang lebih terpencil dan lebih terisolir daripada kampung halamanku atau kampung di desa tetangga tempat temanku tinggal di Bogor sana, sadar benar betapa pekerjaan para petugas BKKBN itu sangat berat. Rasanya tidak berlebihan jika di era kepemimpinan baru nanti, BKKBN akan berada dalam satu kementrian khusus yang berdiri sendiri.
Dan satu hal yang tidak pernah aku tinggalkan adalah doa, berharap warga yang belum sadar akan pentingnya program keluarga berencana segera disadarkan supaya misi “Mewujudkan Pembangunan yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera” segera tercapai. Jika generasi muda sehat dan sejahtera, harapan untuk membentuk Negara Indonesia menjadi negara yang kuat dan stabil lebih mudah dan masuk akal.