Kemarin malam berlalu, seorang teman bertanya kepada saya, "Mending kerja di PT atau di Jakarta?"
Pertanyaan sederhana itu justru membuat saya terdiam sejenak. Rasanya pilihan tersebut tidak bisa dijawab hanya dengan satu kata karena baginya bekerja bukan sekadar soal lokasi atau nama besar perusahaan.Â
Ada hal yang lebih dalam yang sebenarnya sedang dikejar (dan kemungkinan pikiran anak muda lainnya), yaitu stabilitas hidup dan kesejahteraan kerja.
Sahabat saya dikenal sebagai sosok yang nomaden dan pekerja mandiri. Ia berpindah dari satu kota ke kota lain dan bekerja di berbagai tempat.Â
Hebatnya jika ia sedang kerja di Jakarta, tetap menyisihkan waktu untuk hobinya membaca di Perpustakaan Nasional Jakarta.Â
Dari gaya hidupnya, terlihat bahwa kebahagiaan bukan sekadar terikat pada satu pekerjaan permanen, melainkan pada pengalaman, ruang gerak, dan kesempatan untuk berkembang.Â
Lalu, apakah benar bekerja di PT atau di Jakarta bisa menjawab harapan itu?
Saya pun menjawab, "Mending kerja di Jakarta." Alasannya sederhana, usia belianya di sana lebih banyak peluang untuk berkembang, belajar, dan membangun jaringan.Â
Namun setelah dipikirkan kembali, yang sebenarnya ia tanyakan bukan sekadar lokasi atau jenis tempat kerja, melainkan apa yang bisa membuat pekerja bertahan dengan tenang dan merasa dihargai.
Anak Muda dan Harapan atas Stabilitas Kerja
Bagi banyak anak muda saat ini, pekerjaan bukan hanya soal gaji bulanan. Ada harapan yang lebih besar mengenai kestabilan dalam bekerja.Â
Stabilitas ini mencakup banyak hal mengenai kepastian kontrak, beban kerja yang wajar, hingga adanya jaminan sosial yang memadai.
Tidak sedikit pekerja yang masuk ke sebuah PT dengan ekspektasi besar. Mereka berharap perusahaan mampu memberi ruang untuk bertumbuh.Â
Namun kenyataannya, sebagian PT masih terjebak dalam pola senioritas yang kaku.Â
Pekerja baru sering kali diperlakukan sebagai tenaga cadangan, diminta lembur tanpa kompensasi yang sepadan, atau bahkan tidak mendapatkan fasilitas kerja yang layak.Â
Hal-hal seperti ini pada akhirnya membuat stabilitas yang diharapkan justru hilang.
Di sisi lain, bekerja di kota besar seperti Jakarta memang menghadirkan tantangan baru.Â
Persaingan ketat, biaya hidup tinggi, dan tekanan mental tentu tidak bisa diabaikan. Tetapi, banyak anak muda tetap memilihnya karena di balik tekanan itu ada peluang yang lebih luas.Â
Dengan jaringan yang lebih terbuka, kesempatan mengikuti pelatihan, atau akses ke perpustakaan, komunitas, hingga ruang kreatif, stabilitas karier justru bisa lebih mudah dibangun.
Kesejahteraan Itu Lebih dari Sekadar Nominal Gaji
Jika stabilitas adalah fondasi, maka kesejahteraan adalah ruang hidup yang membuat pekerja bisa bertahan lama.Â
Kesejahteraan tidak hanya diukur dari nominal gaji, melainkan juga dari bagaimana tempat kerja memperlakukan karyawan sebagai manusia yang utuh.
Seorang pekerja bisa saja mendapat gaji besar, tetapi jika ia dipaksa lembur setiap malam tanpa waktu untuk keluarga atau diri sendiri, maka kesejahteraannya terancam.Â
Begitu juga dengan perusahaan yang menyediakan gaji sesuai standar, namun tidak memberi fasilitas kesehatan atau pelatihan pengembangan diri.Â
Dalam jangka panjang, hal itu akan membuat pekerja merasa stagnan dan lelah secara emosional.
Anak muda zaman sekarang jauh lebih sadar akan hal ini. Mereka pasti berani bertanya, apakah tempat kerja ini hanya memeras tenaga atau benar-benar mendukung pertumbuhan?Â
Inilah mengapa mereka lebih memilih pekerjaan yang memberi keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.Â
Bahkan jika itu berarti harus keluar dari zona nyaman atau menolak tawaran perusahaan besar yang tidak ramah pada pekerjanya.
Memilih antara PT atau Jakarta mungkin hanyalah pintu masuk untuk membicarakan isu yang lebih besar.
Apa sebenarnya yang dicari anak muda dari pekerjaannya? Jawabannya bukan sekadar status, nama besar, atau gedung tinggi.Â
Yang dicari adalah rasa aman, kesempatan untuk berkembang, dan penghargaan atas kerja keras mereka.
Pekerjaan terbaik adalah yang tidak hanya mengisi rekening, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga dan membuat kita tetap bisa menikmati hidup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI