Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Anak Sulung yang Berperan Ganda

24 Juli 2025   22:31 Diperbarui: 24 Juli 2025   22:38 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bekerja (Sumber: Unsplash)

Anak sulung bukanlah superhero. Namun, kamu adalah seseorang yang masih saja di malam hari matanya terjaga. 

Selalu erat rasanya memikirkan hal-hal yang tidak pernah kamu ucapkan sebelumnya pada siapapun. Rasanya kepala ingin pecah.

"Apakah aku bisa membahagiakan keluargaku?", "Apakah masa depanku aman?", "Apakah aku akan menemukan seseorang yang mencintaiku tanpa pamrih, setelah aku belajar mencintai banyak hal tanpa syarat?"

Tidak banyak orang tahu, kamu menyimpan begitu banyak pertanyaan di kepala. Tentang tagihan, tentang adikmu yang masih menempuh pendidikan, tentang orang tua yang mulai menua dan sesekali sakit. Tentang beban di punggungmu yang seolah tak pernah tuntas.

Dan anehnya, kamu tetap mau melangkah. Tetap tersenyum, meski kadang senyum itu dibuat-buat. Tetap bilang "nggak apa-apa", padahal dalam hati kamu juga ingin dipegang tangannya dan dibilang, "Nggak apa-apa kok capek, yang penting masih bisa kerja."

Menjadi anak sulung bukan sekadar posisi dalam kartu keluarga. Itu peran yang datang lebih dulu dari kesiapanmu. Bahkan di saat kamu tidak berani memilih siap, hatimu akan dimatangkan untuk memiliki kesiapan dalam bertanggung jawab.

Kamu sering diminta mengalah lebih dulu. Menyimpan impian demi adik yang harus lebih diprioritaskan. Mengatur ekspresi agar orang tua tidak khawatir. Menjadi contoh, padahal kamu sendiri sedang belajar memahami diri sendiri dan ingin banyak belajar dari figur orang lain.

Kamu tidak pernah mendaftar untuk peran ini. Namun, kamu menjalani semuanya. Tak ada dan tanpa pilihan lain. Kadang dengan air mata yang diam-diam kamu hapus di balik pintu kamar.

Orang-orang mungkin bilang kamu kuat. Tapi kamu tahu, kekuatan itu dibentuk dari banyak luka kecil yang kamu rawat sendiri.

Ada masanya kamu ingin menyerah. Tapi kamu tidak bisa. Bukan karena kamu tidak boleh lelah, tapi karena kamu merasa harus jadi tempat sandaran. Kamu tidak tahu siapa yang akan menjaga jika kamu memilih berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun