Apa yang bisa dikatakan oleh sebatang lipstik merah di wajah seorang perempuan?Â
Lebih dari sekadar kosmetik, lipstik telah menjadi simbol ekspresi, keberanian, dan identitas perempuan yang terus berubah seiring waktu.Â
Di satu sisi, lipstik sering dianggap hal sepele dan dangkal. Namun di sisi lain, ia bisa menjadi bentuk komunikasi nonverbal yang kuat; tentang bagaimana perempuan melihat dirinya sendiri dan ingin dilihat oleh dunia.
Sayangnya, pilihan sederhana seperti memakai lipstik masih rentan dikomentari. Terlalu menor, terlalu berani, ingin menarik perhatian; begitulah label yang sering menempel.Â
Padahal, lipstik adalah salah satu bentuk ekspresi pribadi. Dalam dunia yang terus membentuk standar kecantikan dan mengatur cara perempuan tampil, lipstik bisa menjadi bentuk perlawanan halus terhadap stereotip.
Lipstik sebagai Bahasa Nonverbal Identitas
Komunikasi tidak selalu terjadi dalam bentuk kata-kata. Gaya berpakaian, pilihan warna, bahkan lipstik yang kita pakai bisa menyampaikan pesan tertentu.Â
Seorang perempuan yang mengenakan lipstik merah, misalnya, mungkin sedang ingin tampil percaya diri atau menegaskan eksistensinya di ruang publik.Â
Dalam konteks ini, lipstik menjadi alat komunikasi yang mencerminkan identitas, suasana hati, hingga nilai yang ia perjuangkan.
Bagi sebagian perempuan, lipstik bukan hanya pelengkap penampilan, tapi ritual harian untuk merasa berdaya.Â