Lipstik bisa menjadi alat komunikasi strategis dalam membangun citra profesional, terutama dalam konteks dunia kerja atau media.Â
Banyak public speaker perempuan, content creator, atau jurnalis, yang dengan sadar memilih warna lipstik tertentu untuk memperkuat kesan visual dan menyampaikan persona yang ingin ditunjukkan.Â
Ini bukan manipulasi, melainkan bagian dari kecerdasan komunikasi.
Kesadaran bahwa tubuh dan penampilan bisa menjadi alat komunikasi adalah langkah awal untuk melawan stereotip yang merendahkan perempuan.Â
Memakai atau tidak memakai lipstik adalah hak. Tapi ketika perempuan memilih untuk tampil dengan lipstik, itu pun harus dihormati sebagai bentuk ekspresi yang otentik, bukan bahan olok-olokan atau tuduhan macam-macam.
Perempuan berhak tampil dengan caranya sendiri baik dengan lipstik nude yang nyaris tak tampak, atau dengan merah menyala yang mendobrak perhatian.Â
Yang penting bukan soal warnanya, tapi tentang siapa yang memegang kendali atas tubuh dan pilihannya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI