Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Kompasianer 2024

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Saat Lipstik Jadi Bahasa Perempuan Melawan Stereotip

17 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 17 Mei 2025   05:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang bisa dikatakan oleh sebatang lipstik merah di wajah seorang perempuan? 

Lebih dari sekadar kosmetik, lipstik telah menjadi simbol ekspresi, keberanian, dan identitas perempuan yang terus berubah seiring waktu. 

Di satu sisi, lipstik sering dianggap hal sepele dan dangkal. Namun di sisi lain, ia bisa menjadi bentuk komunikasi nonverbal yang kuat; tentang bagaimana perempuan melihat dirinya sendiri dan ingin dilihat oleh dunia.

Sayangnya, pilihan sederhana seperti memakai lipstik masih rentan dikomentari. Terlalu menor, terlalu berani, ingin menarik perhatian; begitulah label yang sering menempel. 

Padahal, lipstik adalah salah satu bentuk ekspresi pribadi. Dalam dunia yang terus membentuk standar kecantikan dan mengatur cara perempuan tampil, lipstik bisa menjadi bentuk perlawanan halus terhadap stereotip.

Lipstik sebagai Bahasa Nonverbal Identitas

Komunikasi tidak selalu terjadi dalam bentuk kata-kata. Gaya berpakaian, pilihan warna, bahkan lipstik yang kita pakai bisa menyampaikan pesan tertentu. 

Seorang perempuan yang mengenakan lipstik merah, misalnya, mungkin sedang ingin tampil percaya diri atau menegaskan eksistensinya di ruang publik. 

Dalam konteks ini, lipstik menjadi alat komunikasi yang mencerminkan identitas, suasana hati, hingga nilai yang ia perjuangkan.

Bagi sebagian perempuan, lipstik bukan hanya pelengkap penampilan, tapi ritual harian untuk merasa berdaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun