Di era ketika media sosial dipenuhi dengan before-after hasil treatment instan, mudah sekali bagi siapa pun untuk tergoda.Â
Laser, peeling, glowing instant, bahkan tindakan-tindakan yang "menjanjikan" kulit mulus dalam sekejap semakin dilirik.
Padahal, tidak sedikit dari prosedur ini yang sebenarnya hanya memberikan efek sementara. Bahkan bisa berisiko menipiskan lapisan pelindung kulit bila dilakukan terlalu sering tanpa pemahaman mendalam.
Tak sedikit orang yang akhirnya terjebak dalam siklus "perawatan tanpa henti". Hari ini glowing, minggu depan kusam lagi. Lalu mulai panik dan kembali ke klinik.Â
Ini bukan lagi soal merawat kulit, tapi mempertahankan hasil sementara yang menuntut biaya, waktu, dan mental. Padahal, menurut banyak ahli, termasuk Dr. Tompi, esensi dari merawat kulit justru bukan di jumlah treatment, tapi di konsistensi hal-hal mendasar yang sering diabaikan.
Kembali ke Dasar: Skincare yang Benar, Bukan yang Banyak Ikut Treatment Kecantikan
Banyak orang terjebak dalam pola pikir bahwa semakin banyak produk, semakin bagus hasilnya. Nyatanya, kulit manusia justru lebih menyukai kestabilan dan keseimbangan.Â
Dr. Tompi, yang dikenal bukan hanya sebagai musisi tapi juga dokter bedah estetika, sering menekankan bahwa skincare tidak perlu rumit.Â
Pelembab, moisturizer (yang kadang dianggap sama tapi secara tekstur dan fungsi bisa berbeda), serta sunscreen adalah tiga komponen utama yang wajib digunakan setiap hari.
Pelembab berfungsi menjaga air di kulit tetap terkunci. Sementara moisturizer membantu memberi nutrisi dan kelembaban tambahan.Â
Tapi yang sering dilupakan adalah sunscreen. Ini satu-satunya produk yang bisa mencegah kerusakan akibat paparan sinar UV, memperlambat tanda-tanda penuaan, dan membantu menjaga hasil dari treatment apapun agar tidak sia-sia.Â
