Mohon tunggu...
Tesalonika
Tesalonika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lahir sebagai penulis dasar

Pemerhati media dan seisi kata-katanya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apa Itu Diglosia?

6 November 2021   15:21 Diperbarui: 24 Januari 2022   20:17 5753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi berbicara dengan rekan kerja / sumber: frauenparadies.de 

Alih-alih penulis zaman sekarang lebih cenderung mempraktikkan bahasa lisan ke dalam tulisan. Padahal, itu sama sekali tidak boleh disamaratakan dengan bahasa tulisan. Sama halnya dengan susunan dialek tinggi dan rendah yang memiliki fungsinya masing-masing.

Dampak sebagai masyarakat informasi juga seringkali terjadi pada penulisan takarir media sosial. Apa yang biasanya Kompasianer gunakan? Ragam bahasa dengan dialek tinggi, rendah, atau keduanya?

Salam, Tesalonika.

Referensi:

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia

2. Astuti, Widi. 2017. Diglosia Masyarakat Tutur Pada Penggunaan Bahasa Arab (Kajian Kebahasaan Terhadap Bahasa Fusha Dan Bahasa 'Amiyah Dilihat Dari Perspektif Sosiolinguistik). https://journal.staimsyk.ac.id/index.php/almanar/article/download/29/10.

3. Nuryahya. 2012. Bilingualism and Diglosia. slideshare.net.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun