"Bu---bukan! Bukan begitu maksudku!"
      Septian hanya tertawa sedikit. "Cuma bercanda, kok! Oh, ya. Plastik yang kamu bawa itu isinya apa?"
      "Oh! Ini cuma bahan masakan buat di dapur."
      "Jadi, kamu pembantu, ya?"
      "Ih!" Aku cuma membantu ibuku, kok!" sahutku sembari memukul kecil bahunya.
      Dia hanya tertawa. Tidak kusangka dia ternyata hangat, juga karismatik. Oh, ya! Aku harus pulang ke rumah sekarang! Ibuku pasti sudah menunggu bahan belanjaan yang aku bawa ini.
      "Curhatnya kita lanjut lewat telepon gimana? Soalnya ibuku sudah menunggu."
      "Tunggu sebentar! Aku baru saja menemukan solusinya."
      "Apa itu?"
      "Solusinya adalah kamu. Kamu membuatku melupakan masalahku Sebenarnya masalahku...."
      "Apa masalahmu?" tanyaku penasaran.