Oleh: Fatahillah Duwila
Â
KOMPASIANA-Di Saat petang mulai menyapa
Terlintas dalam hati untuk bercinta
Namun, kepada siapa Saya berkata
Karna semuanya telah hilang karsa, Apakah saya harus menyampaikan rasa kepada Si Dia yang tidak mengerti dengan makana cinta, ataukah kepada Paduka yang santai disofa namun hatinya membabi buta.
Ooh!!!
 Di Saat petang mulai menyapa
Gambaran alam raya begitu indah membuat saya jatuh cinta di negri para raja
gambaran alam raya tak bisa digambarkan lewat kata, tapi lewat Budaya. Namun, Apakah budaya tetap terjaga ataukah hilang bagitu saja, sebab sirnanya cinta di jiwa-jiwa paduka yang lagi nyaman disofa, sehingga lupa dengan kearifan lokal yang ada.
Ooh!!!
Rasa ini tak lagi bisa saya pendamkan begitu saja, tapi apalah daya, saya hanyalah rakyat biasa yang tak di anggap oleh paduka.
Paduka!!, boleh kau tolak cinta saya, tapi jangan dengan mereka yang ada di Sula dan juga Halmahera, Sebab mereka juga indonesia. Tapi sayang jauh dari kata sejahtera.
Paduka, Apakah Saya dan mereka harus ke gamalama dan maitara untuk bertapa, dan ke Hiri untuk menyendiri, ataukah harus berhadapan dengan senjata. Samapaikan syaratnya Paduka, biar kami lakukan apa adanya.
Tolong Paduka, jangan larang kami untuk bercinta, tapi laranglah mereka yang hanya diam di sofa dan hanya ketuk meja, namun tak tahu tugasnya sebagai apa.
Ngade Ternate Selatan, 20 Juni 2022.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI