Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Eksotisme Cagar Biosfer Lore Lindu: Pesona Mutiara Khatulistiwa

29 Juli 2022   16:32 Diperbarui: 29 Juli 2022   16:42 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri

Tujuan saya ke Sulawesi Tengah adalah untuk melihat lebih dekat potret Cagar Biosfer Lore Lindu.  Cagar biosfer adalah suatu kawasan konservasi ekosistem daratan atau pesisir yang diakui oleh UNESCO untuk mempromosikan keseimbangan hubungan antara manusia dan alam. Cagar Biosfer melayani perpaduan tiga fungsi, yaitu : Kontribusi konservasi lansekap, ekosistem, jenis, plasma nutfah; Menyuburkan pembangunan ekonomi berkelanjutan baik ecara ekologi maupun budaya; dan Mendukung logistik untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan.

Cagar Biosfer Lore Lindu (CBLL) ditetapkan UNESCO pada tahun 1977. CBLL berada di Provinsi Sulawesi Tengah yang meliputi kota Palu dan  empat kabupaten, yaitu : Sigi, Poso , Parigi Moutong, dan Donggala.

Dokpri
Dokpri


Lanscape Cagar Biosfer Lore Lindu terdiri atas beberapa zonasi diantaranya : pertama adalah Area inti, yaitu kawasan konservasi untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya. Area inti cagar biosfer Lore Lindu adalah keseluruhan kawasan Taman Nasional Lore Lindu seluas 251.687, 70 ha; selanjutnya yang kedua adalah Zona Penyanga adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti, berfungsi untuk melindugi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia. Zona penyangga seluas 503.738 ha terletak di tiga kabupaten: Sigi, Donggala dan Poso. Hanya kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tujuan konservasi dilakukan dan dikembangkan di zona ini; ketiga adalah Area transisi; adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi ata berdampingan dengan zona penyangga. Di dalam zona ini, kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdaya alam secara lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan di promosikan dan dikembangkan.

Dokpri
Dokpri

 Cagar Biosfer Lore Lindu (CBLL) memiliki bentang alam yang masih terjaga yang merupakan bagian utama dari ekosistem daratan Wallacea yang diakui sebagai pusat keanekaragaman jenis tumbuhan dan berbagai species satwa endemic Sulawesi.

Kawasan CBLL memiliki banyak potensi sumberdaya alam yang bernilai ekonomi dan mulai dikenal secara lebih luas, lintas provinsi dan nasional. Misalnya rotan, anggrek endemik, getah pinus dan madu hutan; kakao Cokelat Sulteng, kopi Premium Toratima dan Kopi Napu, beras organik, beras lokal Kamba dan monda; bawang goreng khas Lembah Palu dan daun kelor (Moringa); terumbu karang, mangrove, para layang (Matantimali dan Salena); peninggalan megalithic di Sigi, Napu, Behoa dan Bada; danau Lindu, telaga Tambing -- Kalimpaa, jalur lintas alam Palolo -- Lindu; dan lain-lain.

Dokpri
Dokpri

Selain potensi sumberdaya alam, CBLL juga memiliki kekayaan budaya yang terdiri dari masyarakat etnis suku Kaili dan Lore serta masyarakat lainnya seperti Bugis, Jawa dan Bali yang datang berbaur. Sebuah potret keindahan alam dan budaya yang dilukiskan dalam kanvas landscape khatulistiwa dan dibingkai dengan pigura yang disebut cagar biosfer.

Meninggalkan danau Tambing, kami beranjak menuju lokasi Situs Cagar Budaya Megalitik Tadulako yang berada di daerah penyangga kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Perjalanan panjang yang berliku dan cuaca yang kadang berubah memberikan kesan yang penuh tantangan dalam perjalanan ini. Sejak dari Palu menuju Poso, saya seperti dimanjakan dengan hamparan gunung dan lembah yang hijau, kelokan sungai, ladang dan jurang, dan sesekali menjumpai savanna hijau bak permadani yang menutup sebagian lereng bukit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun