Pemilu 2024 telah terlaksana pada 14 Februari 2024, pada hitung cepat diperkirakan pemenang Pilpres adalah pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Gibran dan Partai pemenang pemilu adalah PDI-Perjuangan memperoleh 16,43% suara (versi Real Count KPU 17 Februari 2024). Dimana pada pemilu 2024 kali ini PDI-Perjuangan mengusung pasangan calon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud yang memperoleh suara 17,57% (versi real count KPU 17 Februari 2024).
 Pada pilpres kali ini, pasangan calon yang didukung oleh PDI-Perjuangan mendapatkan suara terendah, tapi pada pemilihan legislatif PDI-Perjuangan memperoleh suara tertinggi. Lantas apakah PDI-Perjuangan akan menjadi oposisi?
 Seperti yang kita ketahui pada 2004-2009 PDI-Perjuangan telah menjadi oposisi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Hadirnya PDI-Perjuangan sebagai oposisi kala itu menjadi kontrol pada kebijakkan pemerintah saat itu. Bahkan beberapa kali PDI-Perjuangan ikut dalam demo terkait kebijakkan yang ditetapkan pemerintah.
 Sekjen PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut jika partai berlambang Banteng ini akan melakukan tugas check and balance jika benar pemerintahan selanjutnya dipimpin Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
 Jika PDI-Perjuangan menjadi oposisi akan menjadi sebuah kontrol sistem yang baik terhadap pemerintahan. Dimana kita ketahui bahwa pada sistem demokrasi tentunya kehadiran oposisi diperlukan dalam penetapan kebijakkan agar mempertimbangkan segala hal yang menyangkut kehidupan rakyat.
 Namun, ketentuan PDI-Perjuangan akan menjadi oposisi akan kita ketahui setelah KPU mengumumkan pada 20 Maret 2024 nanti.
