Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memaknai Advent dalam Bingkai Bentang Alam pada Gereja Gunung Siosar

1 Desember 2021   00:16 Diperbarui: 1 Desember 2021   18:00 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi pembangunan gereja gunung berdampingan dengan masjid, simbol toleransi di Siosar (Dokumentasi Pribadi)

Pada tahun 2018 jemaat Bekerah Simacem juga bergotong-royong membangun gereja sementara yang mereka namakan sebagai "Gereja Kayu". Material bangunan memang sebagian besar dari kayu, dengan atap seng dan beralas tanah.

Ibadah di Gereja Kayu Siosar, 19/8/2018 (Dokumentasi Pribadi)
Ibadah di Gereja Kayu Siosar, 19/8/2018 (Dokumentasi Pribadi)

Hidup kurang lebih selama lima tahun di kawasan relokasi Siosar, membawa kenormalan baru bagi jemaat gereja khususnya dan masyarakat secara umum. Mereka yang bukan lagi pengungsi mulai menatap masa depan sambil melupakan masa lalu yang pahit sebagai pengungsi.

Ada sebuah gambaran sederhana tentang kehidupan warga desa ini yang diungkapkan oleh seorang warga desa yang juga pelayan jemaat gereja bermarga Pelawi. Katanya begini:

"Ada 5.000 meter persegi lahan olahan untuk kami bisa bertani, disediakan rumah permanen berukuran 5x5m dengan lahan rumah seluas 5x10m. Anak-anak kami kini sudah ada yang kawin-mawin. "

Rumah kecil nan bersahaja itu kini harus dibagi dua, karena sudah ada dua kepala keluarga di dalamnya. Lalu, lahan pertanian akan harus dibagi entah menjadi berapa untuk kami usahai bersama keluarga baru anak-anak kami yang datang kemudian.

Bagaimana kondisi ini akan mampu mendukung kesinambungan kehidupan masyarakat, keluarga-keluarga di kawasan relokasi Siosar dalam jangka panjang?

Spiritualitas berdimensi Ekologi, dari Gereja Kayu ke Gereja Gunung, Mimpi atau Visi?

"Kita perlu belajar setia dalam masalah. Orang yang meyakini dirinya setia akan memperoleh damai sejahtera, sebab hati dan pikirannya bersatu dengan jiwa raganya. Jiwa yang teguh memampukan kita menghadapi masalah-masalah dalam kesetiaan."

Kutipan ini disadur dari khotbah pendeta Krismas Imanta Barus yang memimpin ibadah peletakan batu pertama dan penggalangan dana pembangunan gedung gereja Bekerah Simacem di Siosar pada Minggu, 28 November 2021 yang lalu. Tidak saja menarik dalam dimensi spiritualitas terkait histori jemaat kedua desa yang eksodus akibat bencana hingga tinggal menetap di Siosar ini.

Peletakan batu pertama pembangunan Gereja Gunung, Siosar pada 28/11/2021 (Dokumentasi Pribadi)
Peletakan batu pertama pembangunan Gereja Gunung, Siosar pada 28/11/2021 (Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun