Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menatap Masa Depan Peninggalan Budaya Karo dan Secercah Asa dari Desa Lingga

16 November 2021   17:00 Diperbarui: 21 November 2021   01:58 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Rumah Belang Ayo" di Desa Lingga (Dok. Pribadi)

Bisa dikatakan, niat para pegiat seni dan kebudayaan Karo di sanggar ini tidak terlepas dari keinginan untuk lahirnya generasi muda yang memiliki keinginan kuat untuk membangun desanya dalam segala aspeknya, termasuk sosial budaya. Hal itu diyakini akan bisa lebih terwujud bila di setiap desa semakin bertumbuh semangat membangun komunitas yang mencintai budaya dan penuh keinginan kuat untuk memajukan desanya.

Semangat sanggar seni ini tidak sekadar omongan, karena mereka masih membiayai sendiri operasionalnya secara swadaya. Swadaya para pengasuh, pelatih dan anak-anak didiknya. Sesekali mereka menjual cimpa (penganan khas suku Karo) ke masyarakat desa untuk menggalang dana.

Sanggar seni "Nggara Si Mbelin" ini sudah banyak mengisi acara di Tanah Karo khususnya. Termasuk yang paling anyar adalah acara roadshow Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkeliling Indonesia dalam rangka memperkenalkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Dalam acara dimaksud, yang dilaksanakan pada 13 Nopember 2021 yang lalu di Balige, ada 4 orang anak asuh sanggar seni "Nggara Si Mbelin" desa Lingga yang lolos seleksi nasional dan ikut mengisi acara bersama dengan 1 orang anak asuh dari sanggar seni kelurahan Gung Leto, Kecamatan Kabanjahe, dan  1 orang dari sanggar seni desa Dokan, Kecamatan Merek. Kelanjutan acara dimaksud akan dilaksanakan di Gedung Kesenian Jakarta, pada 17/11, di Kota Medan pada 18/11, dan di Kota Padang pada 22/11 ini.

Selain mengisi undangan-undangan acara, sanggar seni "Nggara si Mbelin" desa Lingga juga beberapa kali sudah melaksanakan acara sendiri. Misalnya pada Januari 2021 yang lalu, mereka melaksanakan sebuah acara Tagus.

Tagus adalah sebuah prosesi atau ritual adat pada suku Karo yang bermakna sebagai upaya pengusiran atau tolak bala. Hal ini berkaitan dengan pandemi yang melanda hampir seluruh belahan bumi. Dalam bahasa Karo pandemi itu lebih dikenal masyarakat sebagai laya-laya.


Selain itu, dalam rangka menggerakkan pariwisata dalam hubungan desa Lingga sebagai desa budaya, sanggar seni ini juga melaksanakan "Festival Budaya Lingga" bersamaan dengan pelaksanaan pesta panen (kerja tahun) pada tanggal 23 Oktober 2021 yang lalu.

Dari hasil bincang-bincang kami, di sela menghadiri rangkaian acara adat Karo pesta pernikahan salah satu kerabat saya, bisa disimpulkan bahwa banyak asa dari sekian banyak sanggar seni dan budaya yang ada di Tanah Karo. Namun, belum ada pemahaman yang mendalam dari semua stakeholder (kelompok kepentingan) tentang pentingnya peran sanggar seni dalam upaya pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya khususnya bagi generasi muda, di tengah kepungan kemajuan zaman yang semakin canggih.

Untuk itu tentu perlu dukungan banyak pihak, termasuk pemerintah desa, pemerintah daerah, agar inisiatif dan ide-ide kreatif warga desa yang tumbuh dalam komunitas ini bisa semakin berkembang dan mendukung kemajuan desa dan daerah.

Simpai Sinulingga menyampaikan harapannya dengan raut wajahnya yang ramah. Sore itu ada beberapa orang anak yang sedang bersiap-siap untuk berlatih. Ada yang bermain kulcapi (kecapi), surdam (sejenis seruling), dan yang lain bersiap untuk latihan menari.

Remaja Desa Lingga yang sedang berlatih memainkan alat-alat musik tradisional Karo (Dok. Pribadi)
Remaja Desa Lingga yang sedang berlatih memainkan alat-alat musik tradisional Karo (Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun