Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Spiritualitas dalam Biji Kuaci, Sepotong Ubi Bakar, dan "Tangas-tangas"

10 Juli 2021   23:42 Diperbarui: 11 Juli 2021   01:12 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana bunga matahari mulai dari bibit semaian, ditanam, dirawat, berbunga, hingga siap dipanen, dan diproses menjadi biji-biji kuaci. Itu adalah sebuah proses kehidupan.

Proses utuh sejak awal hingga akhir ini adalah wadah pembelajaran yang bisa membuat kita semakin mengenal dan mencintai kehidupan. Kehidupan makhluk hidup di luar diri kita, seperti halnya kehidupan tanaman, dan segala pernak-perniknya.

Kedua, membakar ubi jalar.

Membakar ubi ungu (Dokpri)
Membakar ubi ungu (Dokpri)
Ubi jalar adalah jenis tanaman yang tidak terlalu susah untuk dibudidayakan. Namun, dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk menunggu hingga umbinya besar dan siap dipanen.

Kesabaran menunggu pertumbuhan umbi yang taktampak di dalam tanah akan melatih kita untuk belajar mencermati dan membaca tanda-tanda kehidupan yang tampak lewat perubahan daun ubi jalar. Hingga waktu panen tiba setelah 3 sampai 3,5 bulan kemudian, ada perasaan senang saat kita menggali tanah dan menantikan bagaimana gerangan bentuk umbinya di bawah sana.

Ubi jalar bakar yang siap disantap(Dokpri)
Ubi jalar bakar yang siap disantap(Dokpri)

Saat membakar ubi jalar sambil berdiang ketika hari hujan, itu adalah sebuah bentuk lain keseruan dalam membina kehangatan bersama orang-orang terdekat kita. Menikmati hangatnya ubi bakar bersama keluarga saat hari hujan, menyisipkan sebuah bentuk ungkapan syukur dalam memaknai kehidupan.

Kita mengetahui dari mana asal makanan yang kita santap, bagaimana ia tumbuh dan berkembang. Ada spiritualitas dalam sepotong ubi ungu bakar yang disiapkan dan disajikan dalam kesahajaan.

Senja pun perlahan lenyap digantikan malam. Hari masih gerimis, nyala api dari kayu bakar telah surut sedari tadi. Digantikan hangat bara api dengan aroma arang yang menguar, memenuhi beranda rumah tempat kami meringkuk melewati hari hujan yang dingin.

Saat makan malam

Menu makan malam (Dokpri)
Menu makan malam (Dokpri)
Uap nasi putih dari dalam panci, ditambah "tangas-tangas" hasil dari "ndurung" di sungai, plus jengkol dan petai, takayal lagi menggoda selera untuk segera bisa melahapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun