Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dua Hal Kecil tapi Sukar Dilakukan dalam Membangun Personal Branding Berwawasan Lingkungan

14 Juni 2021   23:23 Diperbarui: 14 Juni 2021   23:45 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun personal branding berwawasan lingkungan (Dokpri)

Atau misalnya, tempat-tempat wisata yang dipenuhi sampah berserakan. Terlihat saat parkiran kendaraan ditinggal para pelancong saat pulang ke tempat asalnya atau melanjutkan pelancongan ke tempat lain, sampah-sampah ditinggalkan berserakan.

Seakan urat kesadaran bersama sudah lumrah mengabaikan kenyataan bahwa telah terjadi pemerkosaan besar-besaran terhadap lingkungan. Pelakunya sering kali tidak pernah dilaporkan, diadukan, apalagi diadili.

Memang tidak di semua tempat terjadi pelanggaran etika lingkungan. Tapi siapa bisa menjamin, bahwa di tempat yang tampak jauh dari tindak pemerkosaan lingkungan, sebenarnya karena di sana sudah lebih dahulu mengalami kerusakan? Di sana takada jalan lain kecuali bertobat massal dan berusaha berdamai dengan sisa kehijauan yang ada, yang sebagian besarnya hanyalah hijau-hijau buatan.

Maka, bila masih ada yang peduli mengumpulkan sampah-sampah yang kita tinggalkan sembarangan, di manapun itu, jangan langsung menganggap itu sebagai pencitraan. Bila bukan karena tuntutan pekerjaann sebagai petugas kebersihan, bisa jadi dia adalah orang yang memang mencintai lingkungan.

Separah-parahnya, kalaupun itu adalah pencitraan, maka itu adalah pencitraan yang tak merugikan. Setidaknya sampah yang dibuang sembarangan jadi berkurang.

Syukur-syukur bila mengutip sampah yang dibuang sembarangan merupakan renjana seseorang. Meskipun dalam hati ia menggerutu, tapi gerutuan itu bisa berbuah menjadi tindakan yang berpihak pada lingkungan.

Pastilah itu karena adanya dorongan sebuah kesadaran. Kesadaran bahwa lebih baik berbuat sesuatu meskipun kecil dari pada mengutuki keadaan.

Lalu apa yang bisa dilakukan supaya orang lain mengingat keahlian yang kita miliki dalam mencintai lingkungan sebagai citra diri?

1. Konsisten Melakukan

Hari ini membuang sampah di tempat yang disediakan, tapi besok membuang sampah sembarangan. Itu bukanlah sebuah bentuk sifat yang konsisten.

Di manapun dan kapanpun, kendalikan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tidak tersedia tempat sampah yang memadai bukan menjadi alasan yang dapat diterima untuk membenarkan tindakan membuang sampah sembarangan. Simpan sampah kita sendiri, pada saatnya buang di tempat yang disediakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun