Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kisah Sang Mahaputera Utama di Museum Djamin Gintings

15 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 16 Desember 2020   14:36 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Letjen Jamin Gintings (dokpri)

"Keanekaragaman luar biasa realitas terkhayalkan yang diciptakan Sapiens, dan keanekaragaman pola perilaku yang dihasilkan, adalah komponen-komponen utama dari apa yang kita sebut 'budaya'. Begitu muncul, budaya tidak pernah berhenti berubah dan berkembang, dan perubahan-perubahan tak terhentikan inilah yang kita sebut 'sejarah'." -Yuval Noah Harari

Sekitar 9,6 km dari Kabanjahe, ibu kota Kabupaten Karo, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, ada sebuah museum yang berlokasi di desa Suka, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Museum Mahaputera Utama Djamin Gintings, berisi terutama berbagai peninggalan dan hal-hal yang terkait dengan Letnan Jenderal TNI (Purn) Djamin Gintings, juga berbagai benda peninggalan budaya Karo.

Museum ini diresmikan pada tanggal 7 September 2013 oleh Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan RI pada waktu itu. Selain itu, prasasti peresmiannya turut ditandatangani oleh Ny. Likas Tarigan Djamin Gintings, istri almarhum.

Prasasti peresmian (Dokpri)
Prasasti peresmian (Dokpri)
Adapun tujuan didirikannya museum ini, selain sebagai ikon dari desa tempat kelahirannya, museum ini juga diharapkan dapat menjadi wadah melestarikan nilai-nilai perjuangannya dan rasa kecintaannya kepada budaya Karo.

Bentuk bangunan museum ini unik, mirip seperti kulit kacang yang terbuka dan memperlihatkan isinya. Makna filosofi desain unik museum ini terinspirasi dari perjuangan Letjen TNI (Purn) Djamin Gintings yang dianalogikan seperti bentuk kulit kacang yang terus melindungi isinya, meskipun panas terik matahari selalu menyengatnya di siang hari.


Itu adalah gambaran Djamin Gintings yang tetap berjuang melindungi bangsa dan tanah airnya, meskipun aral melintang, cucuran peluh dan darah menyatu dalam derap langkah perjuangannya. Namun, ia tetap teguh membela bangsa dan tanah airnya, hingga akhir hayatnya.

Namun, bila ditelusuri pada situs resmi Asosiasi Museum Indonesia (AMI), asosiasimuseumindonesia.org, museum ini belum terdaftar di antara 428 museum di seluruh Indonesia, sebagaimana daftar pada laman itu. Daftar itu menyebutkan kondisi museum yang terdaftar per Januari 2016, dan masih dalam penyempurnaan.

Djamin Gintings lahir di desa Suka pada tanggal 12 Januari 1921. Anak dari Lantak Ginting Suka dan Tindang br Tarigan. Ia menikah dengan Likas Br Tarigan, dan memiliki 5 orang anak, yakni alm. Riemenda Gintings, Riahna Gintings, Sertamin Gintings, Seriana Gintings, dan alm. Enderia Pengarapen Gintings.

Djamin Gintings wafat pada 23 Oktober 1974, di Ottawa, Kanada, saat menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Ia mendapat anugerah tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama secara anumerta dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, pada 28 Oktober 1974. Letjen TNI (Purn) Djamin Gintings dianugerahi gelar sebagai seorang pahlawan nasional yang berasal dari Tanah Karo, oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2014. Ia dipandang memiliki peran besar dalam membantu perjuangan bangsa untuk terbebas dari penjajahan Belanda.

Piagam Mahaputera Utama, Djamin Gintings (Dokpri)
Piagam Mahaputera Utama, Djamin Gintings (Dokpri)
Kisah epos perjuangan Djamin Gintings, dibalut romantika kehidupannya dalam sosok tegar penuh kasih sayang kepada keluarga, bersama istrinya Likas br Tarigan, sudah difilmkan dalam sebuah film yang berjudul "3 Nafas Likas" (2014), yang dibintangi oleh Atiqah Hasiholan sebagai Likas, dan Vino G. Bastian sebagai Djamin Gintings. Film ini disutradarai oleh Rako Prijanto, dan penulis naskah adalah Titien Wattimena.

3 Nafas Likas/ Film, 2014 (Dokpri)
3 Nafas Likas/ Film, 2014 (Dokpri)
Dalam ulasannya di imdb.com atas film ini, Titien Wattimena mengatakan bahwa 3 Nafas Likas adalah sebuah kisah yang luar biasa dari seorang wanita yang luar biasa, bernama Likas. Ia mencapai banyak hal yang patut dikenang dan merupakan sukses besar dalam hidupnya. 

Apa yang memotivasi dia adalah janjinya kepada tiga orang yang paling penting dalam hidupnya. Tiga janji yang menjadi nafas dalam setiap hal yang ia lakukan. Tiga janji yang selalu diperjuangkannya dalam hidup.

Tidak didapatkan informasi detail mengenai jenis dan jumlah koleksi yang terdapat pada museum ini. Namun, di dalam gedung museum berlantai dua ini, kita bisa melihat berbagai koleksi. 

Pada lantai pertama mulai dari alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk menenun uis (kain khas Karo), alat musik tradisional, perlatan dapur, hingga alat-alat pertanian khas Karo. 

Pada lantai dua, kita bisa menyaksikan memorabilia Djamin Gintings, mulai dari koleksi pakaian seragam dinas, senjata, tanda penghargaan, dan buku-buku koleksi beliau.

Alat tenun bukan mesin (Dokpri)
Alat tenun bukan mesin (Dokpri)
Koleksi peralatan musik tradisional Karo (Dokpri)
Koleksi peralatan musik tradisional Karo (Dokpri)
Koleksi peralatan dapur tradisional Karo (Dokpri)
Koleksi peralatan dapur tradisional Karo (Dokpri)
Koleksi alat pertanian tradisional (Karo)
Koleksi alat pertanian tradisional (Karo)
Sebagian koleksi buku di museum Djamin Gintings (dokpri)
Sebagian koleksi buku di museum Djamin Gintings (dokpri)
Tidak kalah pentingnya adalah informasi sejarah, bahkan cerita-cerita unik dan jarang diketahui di balik sejarah, yang terpampang di sepanjang dingding, yang umumnya disadur dari buku "Titi Bambu" dan "Bukit Kadir", serta kliping koran dan koleksi foto keluarga.

Keunikan yang lain, begitu tiba di lantai dua, kita akan diarahkan untuk membaca panel-panel informasi dan ringkasan sejarah perjuangan Djamin Gintings oleh tanda panah penanda arah, yang bila diikuti tanpa putus akan mengarahkan kita berjalan membentuk angka 8. Cara membaca lintasan peristiwa sejarah dengan arah membentuk angka 8 ini bagi saya pribadi adalah sesuatu yang menarik.

Mungkin arah lintasan sejarah setiap orang, setiap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, tidak sama semuanya. Ada yang berupa siklus (lingkaran) dalam artian sejarah yang berulang, ada yang linear (lurus) dalam artian terus bergerak maju. Namun, semangat kepahlawanan dan kegigihan dalam perjuangan hidup sepatutnya memang menjadi sebuah nilai yang abadi, tidak terbatas, yang diwakili oleh simbol infinity, angka 8.

Sebelum pandemi Covid-19, tingkat kunjungan ke museum ini bisa mencapai 400 orang dalam sebulan, menurut pengakuan penerima tamu. Umumnya pengunjungnya adalah murid-murid sekolah yang melaksanakan perjalanan study tour, baik yang berasal dari Kabupaten Karo, maupun kota Medan, Sidikalang, Simalungun, dan sekitarnya.

Namun, selama pandemi Covid-19 tingkat kunjungan mengalami penurunan. Museum ini juga menyediakan fasilitas terkait dengan penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penularan Covid-19, seperti tempat cuci tangan, lengkap dengan sabunnya. 

Museum ini buka setiap hari Selasa sampai dengan Minggu, mulai pukul 8:30 hingga 18:30 wib. Tiket masuk seharga Rp5.000 per orangnya. 

Mengenang seorang pahlawan dengan semangat kepahlawanannya, kecintaannya kepada budaya dan nilai-nilai tradisi, melalui koleksi peninggalan di museum, sepatutnya memang bukan hanya untuk kepentingan terbatas keluarga dari orang yang dikenang itu saja. 

Namun, oleh siapapun, baik sebagai bangsa juga manusia pada umumnya, karena museum adalah salah satu media pemenyimpan nilai-nilai budaya dan sejarah dalam keheningannya yang damai.

Rujukan: 1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun