Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

"Tenah Lau Binge", Kutitip Rindu pada Sungai Mengalir Jauh

7 November 2020   21:14 Diperbarui: 14 November 2020   20:09 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenah Lau Binge adalah judul sebuah lagu lawas berbahasa Karo yang diciptakan oleh komponis nasional Indonesia, putra kebanggaan Tanah Karo, alm. Djaga Depari.

Ia dilahirkan pada 5 Mei 1922 dari keluarga Ngembar Sembiring Depari dan Siras Br. Karo Sekali di desa Seberaya, Karolanden, Hindia Belanda (sekarang Kabupaten Karo, Sumatra Utara). Ia meninggal dalam usia 41 tahun, pada 15 Juli 1963.

Lagu ciptaannya yang mungkin lebih dikenal luas berjudul "Piso Surit". Lagu ini pernah diaransemen oleh musikus Viky Sianipar, yang berhasil mengeksplorasi kesan aura mistis alunan musiknya dalam balutan khas suara kulcapi (kecapi dalam bahasa Karo).

Memperhatikan lagu-lagu ciptaan alm. Djaga Depari, dengan syair-syair yang indah dan romantis banyak terinspirasi oleh unsur-unsur alam, kehidupan masyarakat, dan percintaan. Selain itu ia juga banyak menciptakan lagu dan syair yang bertema perjuangan (patriotisme).

Warisan kekayaan dalam bakat berkesenian alm. Djaga Depari, walaupun mungkin kurang banyak diketahui oleh generasi muda Karo sendiri, sebenarnya adalah salah satu sumber moralitas masyarakat Karo untuk berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah pada masa lalu. 

Beberapa lagu bertema perjuangan yang diciptakannya di antaranya Erkata Bedil, Sora Mido, I Juma-juma i Padang Sambo, Pio-pio, Taneh Karo Simalem, dan lain-lain.

Alm. Djaga Depari tidak pernah mengecap pendidikan musik formal, tetapi ia piawai bermain biola. Menariknya, sebagai seorang komponis, dan pencipta lagu, ia juga adalah seorang penulis. Jadi tidak heran, manakala ia mampu menganggit syair-syair yang menyentuh dan indah, maupun membakar semangat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui lagu-lagunya.

Atas dasar itulah kepadanya dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia. Selain itu, untuk mengenang jasa-jasanya, telah dibangun sebuah monumen "Djaga Depari", yang berlokasi di persimpangan Jl. Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen. Djamin Ginting, Medan, Sumatera Utara.

Monumen Djaga Sembiring Depari, di persimpangan antara Jalan Patimura, Jalan Sultan Iskandar Muda dan Jalan Letjen. Djamin Ginting, Kota Medan (Tribun-Medan/ Aqmarul Akhyar)
Monumen Djaga Sembiring Depari, di persimpangan antara Jalan Patimura, Jalan Sultan Iskandar Muda dan Jalan Letjen. Djamin Ginting, Kota Medan (Tribun-Medan/ Aqmarul Akhyar)
Kali ini, masih dalam suasana ngelangut, karena pengaruh lagu Melati Suci ciptaan Guruh Soekarnoputra, maka kita hanya akan mencermati lebih jauh makna dalam lagu Tenah Lau Binge ciptaan Djaga Depari ini saja. Rasanya pas dalam suasana malam minggu, terutama bagi mereka yang sedang berada dalam sebuah hubungan jarak jauh. Hehe.

Eits, jangan dikira long distance relationship (LDR) itu hanya bagiannya anak muda dalam hubungan percintaannya saja. Rasa rindu bisa kepada orang tua, kepada keluarga, termasuk kepada kampung halaman, bagi mereka yang sedang jauh di perantauan.

Secara bebas, tenah berarti pesan/undangan, lau berarti sungai. "Tenah Lau Binge" bisa diterjemahkan menjadi "Pesan Rindu Sungai Bingai".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun