Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Antusiasme Simulasi CAT Seleksi Calon PNS, Mental SDM dan Tantangan Angkatan Kerja

19 Januari 2020   23:36 Diperbarui: 19 Januari 2020   23:33 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

Dalam rangka persiapan pelaksanaan seleksi Calon PNS kebutuhan formasi Tahun 2019 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo, yang pelaksanaannya nantinya akan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT) milik Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia, maka untuk pengenalan aplikasi CAT dimaksud kepada masyarakat, terkhusus bagi para pelamar Calon PNS, maka Pemerintah Kabupaten Karo bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Kantor Regional VI Medan melaksanakan simulasi penggunaan CAT dengan tidak memungut biaya. Simulasi dilaksanakan di SMP Negeri 3 Berastagi, Jl. Jamin Ginting No. 119, Desa Raya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, selama 1 hari pada Sabtu, 18 Januari 2020.

Bupati Karo bersama Wakil Bupati Karo memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta simulasi CAT-BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Bupati Karo bersama Wakil Bupati Karo memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta simulasi CAT-BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Simulasi ini juga bertujuan untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa sistem CAT yang akan digunakan pada seleksi penerimaan Calon PNS nanti bersifat transparan, objektif, dan akuntabel, sehingga masyarakat tidak ada menjadi korban penipuan dalam seleksi dimaksud. 

Sudah terlalu sering dijumpai dalam setiap penerimaan Calon PNS, bahkan dalam pelamaran apa saja, entah masuk sekolah favorit, melamar kerja, sekolah kedinasan, dan lain sebagainya, ada saja pengaduan-pengaduan masyarakat yang menjadi korban penipuan.

Nyatanya masih saja ada masyarakat yang percaya kepada janji-janji oknum tertentu yang mengatakan dapat mengurus kelulusan pelamar dengan menyediakan sejumlah uang dengan nilai tertentu. 

Transparansi, objektivitas dan akuntabilitas adalah sebagian dari nilai-nilai budaya organisasi yang ideal secara universal, tapi ternyata belum sepenuhnya menjadi budaya sehari-hari organisasi dan masyarakat kita secara umum, maka tetap saja ia menjadi tantangan.

Untuk simulasi penggunaan CAT bagi para pelamar kebutuhan formasi Tahun 2019 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo ini jumlah peserta terbatas dan ditargetkan sebanyak 1.200 orang. Untuk menjamin transparansi, objektivitas dan akuntabilitas prosesnya sejak pendaftaran, maka panitia melalui Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo selaku sekretariat panitia menghindari tatap muka langsung dengan pelamar yang berminat menjadi peserta simulasi. Oleh karena itu pendaftaran simulasi dilakukan secara daring melalui laman https://simada.karokab.go.id/simulasicat yang merupakan domain aplikasi yang dibangun secara mandiri oleh anak-anak muda kreatif, baik PNS maupun tenaga kontrak waktu tertentu di BKD Kab. Karo yang saling bekerjasama, dan hosting pada website resmi Pemerintah Kabupaten Karo.


Bupati Karo, Wakil Bupati Karo, bersama unsur pimpinan DPRD Kab. Karo, didampingi Kepala BKD Kab. Karo, meninjau ruangan simulasi CAT-BKN di SMP N 3 Berastagi, Kab. Karo, Sabtu, 18/01/2020 (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Bupati Karo, Wakil Bupati Karo, bersama unsur pimpinan DPRD Kab. Karo, didampingi Kepala BKD Kab. Karo, meninjau ruangan simulasi CAT-BKN di SMP N 3 Berastagi, Kab. Karo, Sabtu, 18/01/2020 (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Barangkali, karena untuk mengikuti simulasi ini memang tidak dipungut biaya, belum 10 jam sejak pengumuman pendaftaran simulasi ini ditayangkan di portal resmi Pemerintah Kabupaten Karo, kuota sebanyak 1.200 orang bagi pendaftar pertama itu langsung penuh. Dalam hal inilah pokok persoalan yang akan kita dalami, dalam soal antusiasme.

Dari 1.200 orang peserta simulasi yang dilaksanakan secara bertahap dalam 6 sesi, sejak pagi hingga sore hari itu, banyak peserta yang berasal dari daerah-daerah di luar Kabupaten Karo bahkan dari luar Provinsi Sumatera Utara. Ada yang berasal dari Hamparan Perak Kabupaten Langkat, dari kota Binjai, kota Medan, dan daerah lainnya di Sumatera Utara dan bahkan dari Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh. Mungkin mereka ada yang menginap sahari sebelumnya, dan ada yang berangkat subuh dari kota asalnya. Mereka sangat antusias.

Sebagian dari peserta simulasi CAT-BKN yang menunggu sesi simulasi (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Sebagian dari peserta simulasi CAT-BKN yang menunggu sesi simulasi (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di ruang simulasi di bawah pengawasan Tim IT BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di ruang simulasi di bawah pengawasan Tim IT BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di ruang simulasi di bawah pengawasan Tim IT BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di ruang simulasi di bawah pengawasan Tim IT BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Dapat dikatakan antusias, karena sampai pelaksanaannya pada Sabtu, 18 Januari 2020 yang lalu, baru 2 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara yang melaksanakan kegiatan simulasi dimaksud, yakni Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dan Pemerintah Kabupaten Karo. 

Jumlah peserta simulasi CAT-BKN ini yang tidak hadir sesuai data pendaftaran secara daring adalah sejumlah 284 orang atau 24%, sedangkan yang hadir sejumlah 916 orang atau 76% dari target peserta sejumlah 1.200 orang.

Apa yang menarik di Kabupaten Karo atau apa yang menarik dengan menjadi Calon PNS sehingga orang-orang antusias? Baik atau burukkah motif yang menggerakkan antusiasme mereka? Barangkali itu sebagian substansi yang patut didalami dibalik simulasi yang ramai ini.

Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Karo

Sedikit gambaran Kabupaten Karo, yang perlu diketahui untuk menimbang apakah ini daerah yang menarik atau tidak. Secara geografis, Kabupaten Karo memiliki potensi pengembangan wilayah dan wilayah rawan bencana. 

Potensi pengembangan wilayah meliputi pengembangan kawasan agroindustri, pengolahan hasil pertanian, pusat pemerintahan kabupaten, perdagangan barang dan jasa, pusat pemerintahan kecamatan, pengembangan destinasi pariwisata, pengolahan hasil perkebunan, pemukiman perdesaan, serta pengolahan hasil budidaya kehutanan dan pusat cagar budaya. Sementara itu, terdapat juga wilayah rawan bencana gempa vulkanik karena memiliki dua gunung berapi yang aktif yaitu Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak.

Pengembangan wilayah Kabupaten Karo dapat dianalisis setidaknya secara geografis, astronomis, dan topografis. Secara geografis, Kabupaten Karo berada pada posisi strategis antara 6 kabupaten dalam Provinsi Sumatera Utara, dan 1 provinsi, yakni  Provinsi Aceh. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Dataran Tinggi Bukit Barisan.

Posisi strategis tersebut dapat dilihat pada batas wilayah administrasi seluas 2.127,25Km atau 212.725 Ha, di mana sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun, serta sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Aceh.

Secara administratif, Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan, 259 desa dan 10 kelurahan. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan Tigapanah yaitu sebanyak 26 desa sedangkan Kecamatan Dolatrayat merupakan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit yaitu hanya memiliki 7 desa.

Secara astronomis, Kabupaten Karo terletak pada 250' -- 319'  Lintang Utara dan 9755' - 9838' Bujur Timur. Letak astronomis ini membawa implikasi terhadap kondisi topografis, klimatologis, geologis dan hidrologis.

Wilayah Kabupaten Karo, secara topografis berada pada ketinggian 200--1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), di mana daerah dengan ketinggian 200-500 mdpl seluas 46.462 Ha (21,84 %), ketinggian 500-1.000 mdpl seluas 84.892 Ha (39,91%), ketinggian 1.000-1.400 mdpl seluas 70.774 Ha (33,27%), dan ketinggian > 1.400 mdpl seluas 10.597 Ha (4,98%).

Berdasarkan kondisi topografis, maka Kecamatan Lau Baleng berada pada ketinggian terendah di atas permukaan laut yakni 200-580 mdpl. Sementara, Kecamatan yang berada pada ketinggian > 1.000 mdpl yaitu Kecamatan Namanteran, Merdeka, Berastagi dan Dolatrayat.

Namun, barangkali bukan analisis pengembangan wilayah Kabupaten Karo berdasarkan kondisi geografis, astronomis, dan topografis yang menggerakkan antusiasme para pelamar Calon PNS beramai-ramai mendaftar ke sini. Bagaimana tidak, mereka terutama yang berasal dari luar daerah Kabupaten Karo barangkali hanya mengenal Kabupaten Karo berdasarkan kebutuhan formasi Calon PNS yang mereka temukan dari portal BKN di https://sscn.bkn.go.id yang memberikan informasi tentang jurusan pendidikan dan jabatan apa saja yang dibutuhkan dalam seleksi Penerimaan Calon PNS tahun ini. 

Karena di Kabupaten Karo ada jurusan pendidikan yang sesuai dengan pendidikan mereka, maka mereka mendaftar di sini. 

Atau bahkan jangan-jangan, ada semacam kesadaran psikologis di antara mereka bahwa, semakin asing suatu tempat, barangkali tingkat persaingan untuk kemungkinan dapat diterima di daerah itu, dalam hal ini kebutuhan tenaga Calon PNS, mungkin akan semakin rendah. Bukankah semakin sedikit saingan akan semakin baik untuk menang? Simulasi mental aparatur mulai berjalan.

Simulasi Mental SDM dan Tantangan Angkatan Kerja

Rasio penduduk yang bekerja merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Karo Tahun 2015 sebesar 97,99%, artinya masih ada angkatan kerja untuk penduduk yang usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja sebanyak 2,01%.

Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Karo secara bertutut-turut sejak tahun 2011 hingga 2015 yakni 75,75% (2011), 85,76% (2012), 83,03% (2013), 79,74% (2014) dan 97,99% (2015). Pada dasarnya setiap manusia hidup harus bekerja dan mempunyai pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan atau kedua-duanya. Masalah pekerjaan ini merupakan masalah yang kompleks dan serius.

Indikator ketenagakerjaan di Kabupaten Karo dalam rentang waktu secara berturut-turut sejak tahun 2010 hingga 2014 dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

  1. Tingkat partisipasi angkatan kerja; 85,47% (2010), 75,75% (2011), 85,76% (2012), 83,03% (2013), dan 79,74% (2014)
  2. Tingkat pengangguran terbuka; 1,55% (2010), 4,46% (2011), 2,00% (2012), 2,08% (2013), dan 1,02% (2014)

Dalam penjelasan tentang "Fokus Sumber Daya Manusia" pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karo Tahun 2016-2021, dijelaskan bahwa Sumber daya manusia (SDM) merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan mampu melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan. Dalam sumber daya manusia, yang diliput bukanlah terbatas kepada tenaga ahli, tenaga berpendidikan ataupun tenaga yang berpengalaman saja, tetapi semua tenaga kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Mendapatkan SDM yang berkualitas tentunya merupakan impian dari suatu daerah, hal ini disebabkan karena SDM merupakan salah satu unsur manajemen yang sangat penting yang dapat digunakan untuk membangun dan memajukan suatu daerah.

Berbicara tentang SDM maka akan langsung terlintas di benak kita tentang pendidikan. Beberapa indikator bidang pendidikan untuk mencoba menelisik kenyataan fokus SDM di Kabupaten Karo, kaitannya dengan banyaknya pelamar Calon PNS yang berasal dari luar Kabupaten Karo, dan antusiasme mereka yang sangat tinggi dengan datang jauh-jauh ke Kabupaten Karo hanya untuk sekadar mengikuti simulasi CAT akan dijelaskan di bawah ini.

  1. Angka Kelulusan
    Angka kelulusan murid pada jenjang SD/MI sebesar 100% pada tahun 2013 dan tahun 2015, jenjang SMP/MTs pada 2011 dan 2015 serta jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2015, angka kelulusan SMA/SMK/MA belum mencapai 100%, tapi hanya mencapai 89,96%. Para lulusan SMA/SMK/MA inilah yang akan melanjut ke perguruan tinggi. Seperti kita ketahui, bahwa hingga saat ini, rekrutmen SDM di berbagai bidang keperluan menuntut tingkat pendidikan yang semakin tinggi, termasuk dalam penerimaan Calon PNS. Mungkinkah semakin sedikit murid-murid SMA/SMK/MA di Kabupaten Karo yang melanjut ke perguruan tinggi
    Benar bahwa kewenangan pendidikan menengah SMA/SMK/MA sejak tahun 2016 bukan lagi kewenangan Pemerintah Kabupaten. Namun, murid-murid SMA/SMK/MA berasal dari SD/MI dan SMP/MTs yang ada di kampung ini. Pendidikan adalah pembangunan yang saling terkait dan berawal dari keluarga. Tidak mungkin menimpakan tanggung jawab pendidikan hanya kepada satu-satu kewenangan saja.

  2. Angka Melanjutkan Sekolah
    Selanjutnya, angka kelulusan berkaitan erat dengan angka melanjutkan sekolah, karena siswa yang lulus tersebutlah yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs, pada tahun 2015 masih belum mencapai 100%. Angka melanjutkan sekolah untuk SD/MI berada pada 92,13% dan SMP/MTs berada pada 79,40%. Artinya masih ada murid yang tidak melanjutkan sekolah.

  3. Angka Partisipasi Sekolah
    Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi APS, artinya semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan.Kondisi APS Kabupaten Karo paling tinggi pada tahun 2011 dan 2013 untuk jenjang SD/MI, sebesar 118,19% dan paling rendah pada tahun 2011 menjadi 107,72. Untuk jenjang SMP/MTs paling tinggi pada tahun 2012 sebesar 109,65% dan paling rendah pada tahun 2011 sebesar 91,42 persen. Untuk jenjang SMA/MA paling tinggi pada tahun 2014 sebesar 85,54% dan paling rendah  pada tahun 2010 sebesar 66,57.

  4. Angka Partisipasi Kasar

    Untuk melihat partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan, berapa pun usianya sesuai dengan jenjang pendidikan, indikatornya disebut Angka Partisipasi Kasar (APK). Pada tahun 2015, capaian APK jenjang pendidikan SD/MI pada 12 Kecamatan berada di atas 100%. Hal ini menggambarkan banyaknya siswa yang belajar di luar wilayah yang bersangkutan. Capaian ini sudah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 100%. Capaian APK tertinggi berada di Kecamatan Berastagi sebesar 151,02% dan terendah berada di Kecamatan Merdeka yang hanya 49,25%.
    Capaian APK untuk jenjang SMP/MTs tertinggi berada di Kecamatan Berastagi sebesar 166,35% dan terendah di Kecamatan Merdeka sebesar 0%. Hal ini disebabkan di Kecamatan Merdeka tidak terdapat sekolah SMP/MTs, karena letak desa-desanya yang dekat dengan Kecamatan Berastagi. Sementara itu pada 5 kecamatan sudah mencapai target MDGs, karena capaian APK berada di atas 100 persen, namum kecamatan lainnya secara umum belum mencapai target MDGs dan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

  5. Angka Putus Sekolah
    Angka putus sekolah di setiap jenjang pendidikan masih ada. Untuk tahun 2015, angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI sebesar 0,3%, jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 0,28% dan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA sebesar 2,1%. Dari data ini, angka putus sekolah yang paling besar adalah pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA.

  6. Angka Melek Huruf
    Angka Melek Huruf merupakan indikator kemampuan baca tulis penduduk dewasa, yaitu kemampuan untuk membaca dan menulis huruf latin lainnya. Angka melek huruf pada tahun 2015 sebesar 99,08%, artinya masih terdapat 0,92% penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Karo yang buta huruf. Salah satu penyebabnya, selain masih kurangnya pembangunan di bidang pendidikan, adalah penduduk usia lanjut yang lahir di saat pembangunan belum sebaik sekarang.

  7. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
    Indikator pendidikan lainnya yaitu rata-rata lama sekolah, tercatat pada tahun 2011 rata-rata lama sekolah penduduk dewasa di Kabupaten Karo sebesar 9,22 tahun, pada tahun 2015 meningkat menjadi 9,5 tahun.

Berkaca dari 7 indikator bidang pendidikan di atas, dalam upaya menelisik kenyataan fokus pembangunan SDM di Kabupaten Karo, dalam kaitannya dengan banyaknya pelamar Calon PNS yang berasal dari luar Kabupaten Karo, dan antusiasme mereka yang sangat tinggi dengan datang jauh-jauh ke Kabupaten Karo hanya untuk sekadar mengikuti simulasi CAT, barangkali kita tidak akan menemukan hubungan langsung terkait hal tersebut. Namun, patut menjadi renungan bersama, memang bukan profesi dan pekerjaan dengan mental pegawai dalam profesi PNS yang penting untuk dikejar dan dijelaskan dalam hal ini, melainkan sebuah renungan tentang mendesaknya untuk bersikap serius bagi semua elemen organisasi dan masyarakat di kampung ini untuk membenahi segala kekurangan dalam dunia pendidikan kita, termasuk dalam hal sarana dan prasarana, mengingat besarnya porsi dana pembangunan di bidang pendidikan dalam pembagian porsi anggaran di negara kita, minimal 20%!

Penjelasan dan arahan dari Kepala BKD Kab. Karo kepada peserta simulasi CAT-BKN di SMP N 3 Berastagi, Sabtu, 18 Januari 2020 (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Penjelasan dan arahan dari Kepala BKD Kab. Karo kepada peserta simulasi CAT-BKN di SMP N 3 Berastagi, Sabtu, 18 Januari 2020 (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di SMP N 3 Berastagi menunggu antrian sesi simulasi, Sabtu, 18 Januari 2020 (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di SMP N 3 Berastagi menunggu antrian sesi simulasi, Sabtu, 18 Januari 2020 (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)
Di tengah derasnya persaingan para "pencari kerja" di antara kesempatan kerja yang mungkin dianggap sangat terbatas, di negara dengan mental SDM yang mungkin masih kurang berjiwa wira usaha, kompetitif, inovatif dan kreatif, setidaknya simulasi CAT-BKN dalam rangka persiapan seleksi Calon PNS Kabupaten Karo Tahun 2019, yang diikuti dengan sangat antusias ini, dapat memberikan cerminan bahwa kegiatan ini dalam semua keterbatasannya diniatkan untuk dijalankan dengan jiwa transparan, objektif, dan akuntabel, sehingga masyarakat tidak ada menjadi korban penipuan dalam seleksi dimaksud. Inipun adalah sejenis simulasi mental SDM di tengah berbagai tantangan angkatan kerja bangsa kita.

Referensi:

  • BPS, Karo Dalam Angka 2014
  • BPS, Karo Dalam Angka 2016
  • BPS, Analisa IPM Kabupaten Karo
  • RPJMD Kab. Karo Tahun 2016-2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun