Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Antusiasme Simulasi CAT Seleksi Calon PNS, Mental SDM dan Tantangan Angkatan Kerja

19 Januari 2020   23:36 Diperbarui: 19 Januari 2020   23:33 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana peserta simulasi CAT-BKN di ruang simulasi di bawah pengawasan Tim IT BKN (Sumber: Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan)

Atau bahkan jangan-jangan, ada semacam kesadaran psikologis di antara mereka bahwa, semakin asing suatu tempat, barangkali tingkat persaingan untuk kemungkinan dapat diterima di daerah itu, dalam hal ini kebutuhan tenaga Calon PNS, mungkin akan semakin rendah. Bukankah semakin sedikit saingan akan semakin baik untuk menang? Simulasi mental aparatur mulai berjalan.

Simulasi Mental SDM dan Tantangan Angkatan Kerja

Rasio penduduk yang bekerja merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dengan angkatan kerja. Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Karo Tahun 2015 sebesar 97,99%, artinya masih ada angkatan kerja untuk penduduk yang usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja sebanyak 2,01%.

Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Karo secara bertutut-turut sejak tahun 2011 hingga 2015 yakni 75,75% (2011), 85,76% (2012), 83,03% (2013), 79,74% (2014) dan 97,99% (2015). Pada dasarnya setiap manusia hidup harus bekerja dan mempunyai pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan atau kedua-duanya. Masalah pekerjaan ini merupakan masalah yang kompleks dan serius.

Indikator ketenagakerjaan di Kabupaten Karo dalam rentang waktu secara berturut-turut sejak tahun 2010 hingga 2014 dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

  1. Tingkat partisipasi angkatan kerja; 85,47% (2010), 75,75% (2011), 85,76% (2012), 83,03% (2013), dan 79,74% (2014)
  2. Tingkat pengangguran terbuka; 1,55% (2010), 4,46% (2011), 2,00% (2012), 2,08% (2013), dan 1,02% (2014)

Dalam penjelasan tentang "Fokus Sumber Daya Manusia" pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karo Tahun 2016-2021, dijelaskan bahwa Sumber daya manusia (SDM) merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan mampu melakukan berbagai jenis pekerjaan dalam mencapai suatu tujuan. Dalam sumber daya manusia, yang diliput bukanlah terbatas kepada tenaga ahli, tenaga berpendidikan ataupun tenaga yang berpengalaman saja, tetapi semua tenaga kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Mendapatkan SDM yang berkualitas tentunya merupakan impian dari suatu daerah, hal ini disebabkan karena SDM merupakan salah satu unsur manajemen yang sangat penting yang dapat digunakan untuk membangun dan memajukan suatu daerah.

Berbicara tentang SDM maka akan langsung terlintas di benak kita tentang pendidikan. Beberapa indikator bidang pendidikan untuk mencoba menelisik kenyataan fokus SDM di Kabupaten Karo, kaitannya dengan banyaknya pelamar Calon PNS yang berasal dari luar Kabupaten Karo, dan antusiasme mereka yang sangat tinggi dengan datang jauh-jauh ke Kabupaten Karo hanya untuk sekadar mengikuti simulasi CAT akan dijelaskan di bawah ini.

  1. Angka Kelulusan
    Angka kelulusan murid pada jenjang SD/MI sebesar 100% pada tahun 2013 dan tahun 2015, jenjang SMP/MTs pada 2011 dan 2015 serta jenjang pendidikan SMA/SMK/MA pada tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2015, angka kelulusan SMA/SMK/MA belum mencapai 100%, tapi hanya mencapai 89,96%. Para lulusan SMA/SMK/MA inilah yang akan melanjut ke perguruan tinggi. Seperti kita ketahui, bahwa hingga saat ini, rekrutmen SDM di berbagai bidang keperluan menuntut tingkat pendidikan yang semakin tinggi, termasuk dalam penerimaan Calon PNS. Mungkinkah semakin sedikit murid-murid SMA/SMK/MA di Kabupaten Karo yang melanjut ke perguruan tinggi
    Benar bahwa kewenangan pendidikan menengah SMA/SMK/MA sejak tahun 2016 bukan lagi kewenangan Pemerintah Kabupaten. Namun, murid-murid SMA/SMK/MA berasal dari SD/MI dan SMP/MTs yang ada di kampung ini. Pendidikan adalah pembangunan yang saling terkait dan berawal dari keluarga. Tidak mungkin menimpakan tanggung jawab pendidikan hanya kepada satu-satu kewenangan saja.

  2. Angka Melanjutkan Sekolah
    Selanjutnya, angka kelulusan berkaitan erat dengan angka melanjutkan sekolah, karena siswa yang lulus tersebutlah yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk jenjang SD/MI dan SMP/MTs, pada tahun 2015 masih belum mencapai 100%. Angka melanjutkan sekolah untuk SD/MI berada pada 92,13% dan SMP/MTs berada pada 79,40%. Artinya masih ada murid yang tidak melanjutkan sekolah.

  3. Angka Partisipasi Sekolah
    Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi APS, artinya semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan.Kondisi APS Kabupaten Karo paling tinggi pada tahun 2011 dan 2013 untuk jenjang SD/MI, sebesar 118,19% dan paling rendah pada tahun 2011 menjadi 107,72. Untuk jenjang SMP/MTs paling tinggi pada tahun 2012 sebesar 109,65% dan paling rendah pada tahun 2011 sebesar 91,42 persen. Untuk jenjang SMA/MA paling tinggi pada tahun 2014 sebesar 85,54% dan paling rendah  pada tahun 2010 sebesar 66,57.

  4. Angka Partisipasi Kasar

    Untuk melihat partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan, berapa pun usianya sesuai dengan jenjang pendidikan, indikatornya disebut Angka Partisipasi Kasar (APK). Pada tahun 2015, capaian APK jenjang pendidikan SD/MI pada 12 Kecamatan berada di atas 100%. Hal ini menggambarkan banyaknya siswa yang belajar di luar wilayah yang bersangkutan. Capaian ini sudah mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 100%. Capaian APK tertinggi berada di Kecamatan Berastagi sebesar 151,02% dan terendah berada di Kecamatan Merdeka yang hanya 49,25%.
    Capaian APK untuk jenjang SMP/MTs tertinggi berada di Kecamatan Berastagi sebesar 166,35% dan terendah di Kecamatan Merdeka sebesar 0%. Hal ini disebabkan di Kecamatan Merdeka tidak terdapat sekolah SMP/MTs, karena letak desa-desanya yang dekat dengan Kecamatan Berastagi. Sementara itu pada 5 kecamatan sudah mencapai target MDGs, karena capaian APK berada di atas 100 persen, namum kecamatan lainnya secara umum belum mencapai target MDGs dan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Worklife Selengkapnya
    Lihat Worklife Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun