Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Wife", Sebuah Pesan Klasik di Balik Perlunya Pengakuan dalam Dunia Kepenulisan

5 November 2019   12:18 Diperbarui: 9 November 2019   18:43 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu adalah kenyataan yang dihadapi oleh Joane dalam perjalanan hidup dan cintanya dengan Joe. Sebagaimana Joane merasa sesak setelah membaca draft novel "The Walnut" yang dituliskan oleh Joe pada 1960.

Ia memberikan waktu kepada Joane untuk membaca draft itu, hingga menghabiskan lima gelas espresso, dan satu setengah bungkus rokok di Harlem, New York. 

Setelahnya, Joe mendapat kritik keras dari Joane, mantan mahasiswi yang kini menjadi istrinya, yang mengatakan bahwa Joe tidak akan mendapatkan apa-apa dengan naskah itu, dialognya sangat kaku.

Tentu saja, mendapatkan kritik ini, Joe sangat marah dan menuduh Joane tidak menghormati dirinya. Tentu saja harga dirinya terganggu, sebagai seorang guru besar sastra yang ganteng, narsis dan flamboyan, mendapat kritik dari mantan mahasiswi yang dulunya sudah akan berbunga-bunga meskipun hanya sekadar mendapat pujian kecil darinya, sungguh ia tidak terima.

Namun, memang tidak bisa dipungkiri. Menulis sebagai pekerjaan keabadian, bukanlah hak khusus yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang dianggap lebih pantas dan lebih layak di masyarakat, meskipun itu memang berhubungan dengan bakat dan panggilan hati. 

Justru kembali ke nilai awal yang diyakini Joe, bahwa penulis perlu menulis bukan agar tulisannya diterbitkan, tapi karena ada hal penting yang harus dia ungkapkan. Itu nilai yang penting dimiliki penulis sekalipun faktanya, Joe sendiri merasa sangat penting agar naskah tulisannya bisa diterbitkan.

Begitulah Joane, meskipun sadar bahwa nilai yang ada, termasuk rasa cintanya, membuatnya takluk pada keadaan dengan mengorbankan penilaian dan penghargaan akan  bakat menulisnya sendiri, agar dengan begitu Joe lah yang menjadi besar dan terkenal. 

Padahal, Joane lah yang menjadi penulis, sementara Joe lebih banyak berperan sebagai editor atas naskah yang "mereka" tulis. Bakat dan penilaian yang brilian Joane atas hal-hal yang dia tulis, mengantarkan Joe pada akhirnya diundang ke Stockholm, Swedia, untuk menerima hadiah nobel pada bidang literatur.

Dan begitulah, entah karena termakan oleh bujuk rayu dari Nathaniel Bone, seorang penulis yang berkeinginan menulis biografi Joseph Castleman, tapi dari sisi yang sebaliknya, lebih banyak ingin membuka kebenaran di balik nama besar Joe yang dipandang berkelas nobel.

Padahal pengakuan itu sebenarnya lebih pantas menjadi milik Joane, istrinya, yang dipuji oleh Nathaniel atas tulisannya berjudul "The Faculty Wife" yang dia temukan terselip di arsip jurnal kampus, dan selama ini merupakan penulis sebenarnya yang berada di balik karya-karya agungnya.

Joane pada akhirnya tetaplah hanya seorang manusia, yang juga membutuhkan sebuah pengakuan, sekuat apapun ia mencoba mengekangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun