Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Realita Etis Pemberantasan Korupsi dari Masa ke Masa

12 Oktober 2019   13:20 Diperbarui: 12 Oktober 2019   18:30 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Korupsi (KOMPAS/DIDIE SW)

Apa kaitan pesan moral film Carok dengan upaya pemberantasan korupsi? Ada sebuah kutipan dari Parker, tokoh dalam film barat dengan judul yang sama, yang diperankan oleh Jason Statham yang menyaru menjadi seorang pendeta, sebagai jembatan untuk mencari hubungan pesan film Carok dengan pencegahan korupsi ini.

Jason Statham sebagai Parker dalam Film Parker (www.pinterest.com)
Jason Statham sebagai Parker dalam Film Parker (www.pinterest.com)
Kata Parker, "Semua orang mencuri, ada yang mengaku dan ada yang tidak. Itu sebabnya manusia membuat kunci."

Bahwa korupsi sudah ada sejak zaman dulu kala itu ada jejaknya. Namun, ada yang ketahuan dan ditangkap, tapi mungkin lebih banyak yang tidak terungkap.

Bagi sebagian yang masih selamat, barangkali karena ada yang menjadi sangsi sehingga berhenti melakukannya. Oleh sebab itu, menjadi benar pendapat Prof. Hombing, bahwa ada baiknya menjadi sangsi. Sikap terlalu percaya diri, dengan merasa pasti atas segala sesuatu, sekalipun itu berpotensi melanggar hukum bisa berakhir dengan hukuman.

Korupsi dari asal kata corruptus dalam Bahasa Latin, sudah terjadi sejak abad-abad kuno Romawi. Lihat misalnya, di Roma, ketika masa pemerintahan Kaisar Oktavianus.

Kala itu, pendeta di kuil dewa-dewa Romawi menarik persembahan emas, perak dan barang-barang berharga dari umatnya, yang tidak pernah sampai kepada dewa, melainkan masuk ke kantong pribadi mereka sendiri. Kuil dewa-dewa memperkaya diri pemuka-pemukanya.

Melihat kenyataan itu, pemerintah pun tidak mau ketinggalan. Melalui senator-senator yang bertugas membuat undang-undang dan hukum-hukum di senat, mereka membuat aturan yang memungkinkan pemerintah menarik pajak yang tinggi dari kuil-kuil. Apakah itu untuk rakyat? Tidak. Pajak itu untuk membangun ambisi Kaisar dan senator mendirikan istana megah dan rumah-rumah megah di Palatina.

Benar kata Lord Acton, orang Inggris itu, bahwa "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely." Bukankah pemuka agama di kuil-kuil, kaisar, dan senator adalah simbolisasi sebagian aktor yang memiliki kuasa dan kewenangan di tengah-tengah masyarakat?.

Tapi apakah korupsi adalah kecenderungan yang hanya dimiliki oleh mereka yang berwenang dan berkuasa? Nyatanya tidak. Seperti kata Parker, bahwa semua orang mencuri, tapi ada yang mengaku dan ada yang tidak.

Dalam sebuah kesempatan di tanah Judea, Rasul Yohanes yang sedang membaptis di sungai Jordan didatangi oleh para pemungut cukai dan tentara. Pada masa itu, Jerusalem memang dijajah oleh bangsa Romawi. Itu terjadi diperkirakan pada masa-masa akhir pemerintahan Kaisar Oktavianus di Roma.

Sekadar catatan, masa ini diperkirakan berdasarkan catatan, bahwa riwayat Jesus Kristus yang disalibkan pada umurnya yang ke-33 tahun, yakni pada masa Tiberius menjadi Kaisar Romawi menggantikan Oktavianus ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun