Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Satu Jam bersama Bang Tampu, "New Harapan" di Antara Dua Rumah Doa

15 Juni 2019   00:18 Diperbarui: 16 Juni 2019   01:04 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia mengerjakan hampir semua hal dalam usaha penambalan ban bocor itu dengan manual. Hanya untuk memompakan angin ia menggunakan mesin. Itulah kompresor bermerek Yan Mar, dengan tambahan tag line "bermutu dan berdaya tinggi" di bawah mereknya yang telah buram tertutup oli kotor itu.

"Mesin itu berkekuatan 6 PK," katanya.
"Apa itu maksudnya?" Ia senyum saja.

Menurut pengakuannya, dalam 5 tahun terakhir, penghasilannya dari usaha menambal ban cenderung mengalami penurunan.

Padahal setidaknya dalam rentang selama lima tahun, sejak tahun 2011 hingga 2015, jumlah kendaraan bermotor di Kabanjahe mengalami peningkatan dari 26.784 unit pada tahun 2011 menjadi 28.467 unit pada 2015, atau meningkat sebanyak 1.683 unit selama 5 tahun. (Sumber: RPJMD Kab. Karo Tahun 2016-2021)

Mengapa hal itu bisa terjadi, katanya karena ia kekurangan modal. Ia kalah bersaing dengan "tukang tambal ban" bermodal besar yang sesungguhnya sudah lebih terkesan sebagai "toko ban" atau "penjual ban" ketimbang tukang tambal ban.

Bagi mereka ini, sedikit-sedikit pasti akan menawarkan seperti ini: "Wah, sudah tidak bisa ditambal ini pak. Bagaimana, kita ganti baru saja ya?"

Atau dalam kesempatan yang lain, katanya: "Aduh, ban luarnya ini sudah botak, Pak. Kita ganti saja dengan yang baru ya?"

Tapi, mengapa tidak? Bukankah menjual ban jauh lebih mudah dari pada menambalnya? Ya, kalau ada uang apa pun mungkin mudah. berbeda dengan menambal ban.

Setelah selesai, masih ditambah dengan menambahkan angin ke tiga roda lainnya yang tidak bocor, setelah saya tanyakan berapa upahnya, kata bang Tampu "Dua puluh ribu saja mari bang."

Sebuah harga yang sangat kompetitif, bila dibandingkan dengan prosesnya yang cukup ribet dan membutuhkan waktu, dibandingkan dengan menggantikannya dengan ban dalam atau ban luar yang baru.

Bang Tampu yang baik hati dan pemurah bisa dikalahkan oleh penjual ban yang sudah kaya dan mungkin akan segera bertambah kaya seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, yang seluruhnya hingga saat ini masih menggunakan roda yang bisa bocor, baik ada atau tidak ban dalamnya. Baik yang non-tubeless atau tubeless.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun