Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Integritas: Kesatuan Pikiran, Perkataan, dan Tindakan yang Tergugat Nurani Kini?

15 Januari 2019   13:14 Diperbarui: 15 Januari 2019   13:36 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: www.suarapapua.com

Sebagai contoh misalnya, bagaimana kekuatan utama evolusi dalam konsep berpikir manusia sebagai Sapiens didominasi oleh teori tentang seleksi alam, sedang digantikan oleh dominasi teknologi baru yang menggantikan mitos-mitos lama tentang tuhan-tuhan dan dewa-dewa. Pikiran dan kesadaran telah berhasil direkayasa, menjadi sesuatu yang disebut sebagai kecerdasan buatan, dan manusia memasuki era yang disebut Prof. Harari sebagai era Homo Deus.

Dalam buku Homo Deus, Harari memadukan sains, sejarah, filsafat dan cabang-cabang ilmunya untuk menunjukkan visi masa depan yang awalnya tak dapat dipahami tapi kemudian tak terbantahkan.

Katanya: "Manusia akan kehilangan tak cuma dominasinya atas dunia, tapi juga semuanya. Manusia akan tergantikan oleh mesin. Atas nama kebebasan dan individualisme, mitos humanis akan dibuang bak kaset lama yang usang. Seiring Homo sapiens menjadi Homo deus, muncul pertanyaan fundamental: ke mana kita pergi dari sini? Takdir baru apa yang kita jalani? Proyek apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita melindungi planet rapuh ini dan umat manusianya dari kekuatan destruktif kita sendiri?"

Berbicara dalam hubungan antara pikiran yang telah berkembang sedemikian rupa, dengan perkataan dan tindakan serta nurani, maka patut diduga bahwa perkataan dan tindakan telah ikut terpengaruh oleh perkembangan pikiran manusia. Bagaimana dengan nurani?

Dalam pengantar buku Homo Deus, Siddhartha Mukherjee, seorang peraih Pulitzer Prize, memberikan ulasan bahwa buku ini merupakan bacaan penting bagi yang memikirkan masa depan. Algoritma, seperti yang digambarkan oleh Harari, tidak hanya mencoba meniru manusia tetapi juga mencoba menjadi manusia, dan mungkin melebihi kemampuan manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "nurani" sebagai kata sifat berkenaan dengan atau sifat cahaya (sinar dan sebagainya). Misalnya dalam frasa "hati nurani", bisa diartikan sebagai perasaan hati yang murni yang sedalam-dalamnya. Sedangkan, sebagai kata benda, "nurani" bisa diartikan sebagai lubuk hati yang paling dalam.

Kalau kesatuan antara pikiran, perkataan dan tindakan sebagai tiga kata kunci yang bersifat inherensebagai pembentuk integritas pada diri manusia, sehingga oleh karenanya satu sama lain berhubungan erat dan saling mempengaruhi, maka rekayasa dan manipulasi terhadap pikiran manusia jelas sekali akan menyebabkan lahirnya perkataan-perkataan, tindakan-tindakan rekayasa dan manipulatif. Sehingga olehnya, integritas pun bisa direkayasa dan dimanipulasi?

Adakah rekayasa dan manipulasi mampu memenuhi unsur untuk melahirkan sesuatu yang bisa dikatakan berintegritas?
Merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, "integritas" sebagai kata benda berarti: mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.

Dari pengertian itu, tentu ada satu hal yang bisa digugat dalam hubungan antara rekayasa dan manipulasi pikiran, perkataan dan tindakan manusia sehubungan dengan eksistensinya. Bagaimana mungkin sebuah rekayasa dan manipulasi bisa dikatakan memenuhi unsur kejujuran? Yang ada barang kali hanyalah manipulasi eksistensi yang terintegrasi, bukan sebuah integritas. Lalu siapa yang mampu menggugatnya?

Berbicara tentang Algoritma, dilansir dari laman wikipedia bahwa Algoritma adalah prosedur dari sebuah kalkulasi yang digunakan untuk penghitungan, pemrosesan data, dan penalaran otomatis, serta diekspresikan sebagai rangkaian terbatas dari instruksi-instruksi yang telah didefinisikan dengan baik untuk menghitung sebuah fungsi.

Sampai dengan saat ini, ditengah perkembangan massif dan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi, belum ada publikasi ilmiah yang secara defenitif mampu menghitung fungsi "nurani" sebagai unsur yang dihasilkan dari serangkaian proses pengolahan data, penalaran otomatis, yang diekspresikan sebagai rangkaian terbatas dari instruksi-instruksi yang telah didefinisikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun