Mohon tunggu...
Money Pilihan

Korelasi Big Data dan Supermarket Serta efeknya pada Konsumen

24 Oktober 2018   17:24 Diperbarui: 24 Oktober 2018   17:31 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Big Data dapat didefinisikan sebagai data set yang besar atau kompleks.

Dalam industri grosir, ada dua tipe big data yang saat ini diutilisasi secara luas -- data scan dan data panel. Data scan atau EPOS merupakan data yang dikumpulkan dalam toko ketika ada barang terjual atau 'dipindai' di kasir.

 Data ini memberikan data numerik yang besar seperti jumlah yang terjual, harga yang terjual, waktu terjual, dll. Data panel menambahkan kedalaman lebih pada data saat konsumen mengikuti panel.

Data panel akan termasuk data-data lain seperti usia konsumen, jumlah orang dalam satu rumah, tingkat penghasilan dll. Di Australia, data ini normalnya disediakan oleh agensi-agensi seperti IRI atau Nielsen.

Jenis ketiga big data yang banyak supermarket gunakan adalah data kartu. Data ini dikumpulkan melalui aktivitas konsumen: memilih untuk menggunakan kartu loyalitas dan/atau kartu kredit saat mereka membeli produk. Data ini tidak ditawarkan oleh semua toko ritel tetapi normalnya ditawarkan oleh rantai supermarket lebih besar yang menawarkan pelayanan penuh supermarket dalam pasar yang sudah berkembang.

Industri belanja juga mulai mengumpulkan big data dari platform media sosial. Contohnya, jika konsumen meriset topik seperti 'diet paleo' atau 'coklat swiss' sedang tren maka pelaku ritel dapat mengulas jangkauan mereka untuk memastikan mereka memenuhi permintaan konsumen yang terus berubah.

Big data dalam bentuk-bentuk berbeda menawarkan pelaku ritel di Australia peluang untuk memahami konsumennya dengan lebih baik dan membuat penawaran yang sesuai dengan kebutuhan/keinginan konsumen. Tujuan utama dari mengumpulkan sumber-sumber data yang berbeda adalah untuk meningkatkan loyalitas konsumen dengan mempersonalisasi penawaran mereka. 

Dengan peningkatan di IT, saat ini mungkin untuk mulai menggunakan set data yang berbeda (scan, panel, kartu, media sosial) dan dihubungkan satu sama lain untuk mendapat pemahaman yang lebih menyeluruh tentang konsumen.

Bagaimana Peritel Menggunakan Big Data untuk Mengetahui Perilaku Konsumen

Seperti yang dikatakan pada Australian Food and Grocery Council Supply Chain Survey Report 2016, telah ada fokus yang besar pada loyalitas konsumen, dengan konsumen yang semakin meningkat di berbagai outlet dan pelaku ritel yang harus bekerja keras untuk menarik konsumen.

Salah satu supermarket di Australia, Woolworths menyadari konsumen Australia berbelanja di toko-toko yang berbeda dan peluang yang ditawarkan big data pada mereka untuk memahami dengan lebih baik konsumen mereka serta meningkatkan loyalitas konsumen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun