Pendidikan selalu menjadi kunci kemajuan bangsa. Di era Presiden Prabowo Subianto, salah satu terobosan penting yang sedang digulirkan adalah program digitalisasi pendidikan melalui penyediaan Interactive Flat Panel (IFP) atau smart board ke seluruh sekolah di Indonesia. Program ini bukan sekadar distribusi perangkat, tetapi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara yang lebih interaktif, merata, dan modern.
Pendidikan Digital untuk Semua
Seperti halnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bantuan IFP diberikan secara universal. Artinya, baik sekolah negeri maupun swasta berhak mendapatkan perangkat ini, kecuali jika menolak. Dengan target awal 330.000 sekolah, program ini menjadi salah satu proyek digitalisasi pendidikan terbesar di dunia.
Meski hasil verifikasi teknis membuat distribusi tahun ini baru mencapai 288.865 unit, angka tersebut tetap merupakan capaian luar biasa. Pemerintah juga memastikan sekolah yang belum memiliki listrik akan dibantu melalui kerja sama dengan PLN, dan yang belum terjangkau internet akan difasilitasi akses koneksi.
Efisien dan Transparan
Hal yang menarik, pemerintah mampu menekan harga per unit IFP menjadi hanya Rp 26,6 juta sudah termasuk pajak, pengiriman, perlengkapan, dan garansi 3 tahun. Bandingkan dengan harga pasar IFP yang berkisar Rp 60--120 juta, program ini jelas menunjukkan efisiensi anggaran sekaligus transparansi dalam implementasi.
Memberdayakan Guru, Menginspirasi Siswa
Kehadiran smart board bukan sekadar soal teknologi. Pemerintah juga menyiapkan bimbingan teknis bagi guru agar mampu memanfaatkan perangkat ini secara optimal. Ditambah lagi, tersedia ribuan konten pembelajaran interaktif yang bisa diakses secara online maupun offline melalui portal Rumah Pendidikan.
Guru didorong untuk lebih kreatif, sementara siswa dapat merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan, partisipatif, dan sesuai tuntutan era digital.
Dari TPI ke Smart Board
Indonesia sebenarnya sudah memiliki sejarah panjang dalam upaya digitalisasi pendidikan, misalnya melalui Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Namun, dengan IFP, arah transformasi kini jauh lebih maju. Pembelajaran tidak lagi bersifat satu arah, tetapi interaktif dan kolaboratif mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan aktif.