Mohon tunggu...
sajak tello
sajak tello Mohon Tunggu... Guru - tentang sebuah sajak

telloridwan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Harap yang Patah

21 Februari 2020   18:34 Diperbarui: 21 Februari 2020   18:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disudut kamar kecil ini, sungguh hampa terasa sunyi.

Layaknya sore yang kehilangan senja.

Lamunan itu masih tertuju pada hari itu, akal dan hati masih saja tak setuju.

Ketika kau rampas hatiku, lalu dibuang kedalam jurang yang teramat dalam.

            Inginku berlari dipenghujung malam dengan hujan yang turun begitu derasnya.

            Inginku berlari kehutan dan teriak sekeras-kerasnya.

            Ingin tahu bagaimana keadaan hatiku?

            Haaah, Seperti halnya kaca yang dijatuhkan dari ketinggian.

            Tragis bukan?

Ku kira, aku akan mati dengan hal semacam ini.

Sekejab tersadarkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun