Mohon tunggu...
Ardipri
Ardipri Mohon Tunggu... Petani - Opini

Opini publik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kopi Pagi

21 Mei 2019   05:48 Diperbarui: 21 Mei 2019   05:55 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hirup aromanya                               Nikmatsejenakdampaknya   Berkunjung sejenak di alamnya
Hisap perlahan dengan perasaan

Kafein mengalir ditenggorokan
Nikmat memanjakan lidah
Menghirup harum yang begitu khas
Pagi itu terasa menenangkan

Semakin lama kurasa
Kafein semakin menari - nari
Membuat imajinasi berlari
Sungguh secangkir berdedikasi

Hitam pekat pahit
Hangat asap nikmat
Secangkir obrolan santai
Hidup terasa begitu menyenangkan

Tak terasa fajar nampak
Menggerutu para manusia
Tanda harus kembali bekerja
Muka malas terlukiskan jua

Kaum pemuja kopi
Tak mengerti arti bimbang
Dimanja kafein setiap pagi
Melaju deras tanpa henti

Ampas kopi tubruk terlihat jelas
Tanda rotasi hidup harus berputar
Jalan terlihat sangat lebar
Jantungpun makin bedebar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun