Pendahuluan
George Herbert Mead merupakan salah satu tokoh kunci dalam perkembangan sosiologi modern yang memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang bagaimana makna sosial dibentuk dan diartikulasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melalui pendekatan yang dikenal sebagai interaksionisme simbolik, Mead menekankan bahwa interaksi sosial bukan sekadar respons mekanis, melainkan proses yang penuh makna dan dipengaruhi oleh penggunaan simbol dalam komunikasi antarindividu. Dalam pandangannya, manusia tidak bertindak langsung terhadap suatu objek, melainkan terhadap makna yang dimiliki objek tersebut, dan makna itu muncul melalui interaksi sosial (Mead, 1934). Oleh karena itu, pengalaman sosial dipahami bukan sebagai hasil dari struktur yang mapan, melainkan sebagai hasil konstruksi yang terus-menerus diperbarui dalam proses interaksi.
Keterkaitan pendekatan interaksionisme simbolik dalam perspektif sosiologi terletak pada kemampuannya menjelaskan pembentukan identitas, peran sosial, dan makna dalam situasi sosial yang konkret. Dengan konsep self, mind, dan society dalam pemikiran Mead menunjukkan bahwa identitas pribadi tidak terlepas dari lingkungan sosial tempat seseorang berada. Menurut Mead (1934), menjelaskan bahwa pembentukan diri mungkin terjadi jika individu mampu mengambil peran orang lain dalam pikirannya dan mengembangkan kesadaran akan dirinya melalui respons terhadap reaksi sosial. Dengan cara ini, komunikasi menjadi dasar utama dalam pembentukan makna dan struktur sosial. Pendekatan ini membuka ruang bagi analisis yang lebih mendalam mengenai bagaimana simbol-simbol bahasa, gestur, dan tindakan membentuk realitas sosial.
Artikel ini bertujuan untuk memperkenalkan dasar pemikiran interaksionisme simbolik menurut George Herbert Mead dengan memahami fenomena sosial sehari-hari. Dengan memahami bagaimana makna dibentuk dalam interaksi dan bagaimana individu membentuk dirinya melalui proses sosial, kita dapat membaca tindakan manusia sebagai bagian dari konstruksi sosial yang tidak bersifat statis. Artikel ini juga berusaha menunjukkan bahwa makna sosial selalu bersifat dinamis, terbuka untuk penafsiran ulang, dan bergantung pada konteks serta partisipasi aktif individu dalam kehidupan sosial. Dalam era masyarakat yang terus berubah, pemikiran Mead tetap relevan sebagai dasar teoritis untuk memahami kompleksitas hubungan antarindividu dalam berbagai kondisi kehidupan sosial.
Isi dan Pembahasan
Interaksionisme simbolik adalah salah satu pendekatan dalam sosiologi yang memandang interaksi sosial sebagai proses dinamis yang membentuk makna melalui simbol. Dengan pandangan ini tidak melihat makna sebagai sesuatu yang bersifat tetap atau objektif, melainkan sebagai hasil dari proses komunikasi yang berlangsung secara terus-menerus antara individu. Selain itu, konsep ini berakar dari tradisi pragmatisme Amerika dan berkembang melalui pemikiran George Herbert Mead yang menempatkan tindakan sosial sebagai pusat kajian. Dalam hal ini, kehidupan sosial dipahami sebagai proses negosiasi makna, di mana setiap tindakan mengandung interpretasi dan respon yang berbeda tergantung konteks sosialnya. Oleh karena itu, memahami interaksi sosial tidak cukup hanya dengan mengamati perilaku, tetapi juga perlu menelusuri makna simbolik yang melekat dalam setiap tindakan.
B. Peran Simbol dalam Interaksi Sosial
Simbol menjadi unsur paling mendasar dalam teori interaksionisme simbolik. Dengan simbol yang mencakup segala bentuk penggambaran mengenai bahasa, gestur, tanda visual, hingga benda-benda yang memiliki arti tertentu dalam konteks sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, simbol digunakan untuk membangun pemahaman bersama dan menjembatani komunikasi antarindividu. Sebuah senyuman misalnya, bisa dimaknai sebagai ekspresi keramahan, sementara seragam bisa menunjukkan status, profesi, atau identitas sosial seseorang. Makna simbol-simbol ini tidak muncul secara alami, tetapi dibentuk melalui kesepakatan sosial dan diwariskan melalui proses interaksi. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang kompleks, kemampuan membaca dan merespons simbol menjadi bagian penting dalam membentuk hubungan sosial yang bermakna.
C. Konsep Diri Mengenai I dan Me