Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mandi Terakhir

26 Desember 2018   20:14 Diperbarui: 26 Desember 2018   20:29 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Kepergian kerabat

Pagi ini mandi terakhirku dilingkup kain putih dikelilingi para kerabat

Siraman hangat air luruh membasuh dari rambut sampai ujung kaki

Aaroma bunga mawar dan daun suji mengepul di tubuh diamku

Wajah mereka di sekelilingku tertunduk rapuh diseling sejumput doa-doa terdengar lirih

Tangan-tangan hangat itu membasuh tubuh telanjangku, menekan dan menggosok hingga sempurna

Pada pagi itu, mandiku istimewa seperti bayi merah tanpa daya, didandani cantik sekali..

Ragaku tlah pergi menjemput ibu
dipeluk sang pencipta..

Cipeucang,  Bogor 

24 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun