Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka belajar hal baru

jurnalis dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makan 4 Buah Durian Sendirian Siapa Takut?

14 Januari 2019   10:06 Diperbarui: 14 Januari 2019   10:38 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Sekarang  musim Durian. Kalau sedang musim Durian, artinya hampir semua pedagang buah akan menjajakan durian. Apalagi yang spesialis menjual Durian. Pasti melimpah. Dari durian jenis Montong, Bangkok, Warso, Medan, Parung, Petruk, Tembaga, Mentega semua tersedia. Tinggal siapkan kocek dan kesehatan Anda. 

Buah durian selain sebagai salah satu buah  yang harganya mahal, juga bisa dijadikan alat kontrol kesehatan. Kesehatan badan dan kesehatan ekonomi tentunya. Kalau sudah tidak berani makan durian, berarti memang sudah tak sehat lagi.

Apa artinya buah sedang melimpah tapi  tak berani makan durian? Padahal kalau tahu rahasia memakannya, tak perlu takut makan durian. Orang takut makan durian bukan lantaran takut tertusuk durinya. Tapi akibat yang ditimbulkan setelah memakannya.

Menurut Prof Jong David Menjaya, seorang ahli fengshui dan akupunktur berusia mendekati 80 tahun, makan Durian itu ada caranya. Menurutnya, dia masih sanggup makan Durian 7 buah sendiri. Tanpa rasa pusing dan mual. Yang penting tahu caranya. Kalau tidak tahu caranya, makan 5 biji saja sudah pusing. Ini tujuh buah utuh makan sendiri.

Masih menurutnya, jika hendak makan buah durian buka  semua kulitnya. Dan pastikan tahu dimana biji-biji yang dekat dengan tangkai buah dan mana yang bagian jauh dari tangkai. Makanlah durian dari biji-biji yang dekat dengan tangkai. Jangan pindah ke bawah sebelum biji yang dekat dengan tangkai itu habis.  

Setelah itu baru makan pada posisi biji yang dibawahnya, terus ke arah horisontal. Jika habis buah pertama buka buah yang kedua, lakukan dengan cara yang sama. Dan seterusnya.

Pengetahuan ini saya praktekan saat jalan-jalan ke arah Berastagi dan Danau Toba. Sepanjang jalan dari Berastagi  menuju Danau Toba banyak yang jual durian. Durian jatuh dari pohpn. Jatuh karena sudah masak. Harganya pun sangat terjangkau. 

Begitu melihat tumpukan durian kami tergoda. Kami minggir, dan membeli durian makan di tempat. Moment itu saya sempatkan untuk mempraktekan  trik dari Prof David. Saya coba makan durian  4 buah sendiri. Berharap tidak mual dan pusing.

Lalu saya minta ke penjual durian untuk membuka atau membelah semua kulit durian. Saya makan, seperti arahan Prof David. Luar biasa, saya berhasil makan 4 buah sendiri. Teman yang saya yang satu perjalanan berhasil makan banyak juga tapi tidak sebanyak saya. Mereka belum yakin trik yang saya sampaikan. Masih ragu. Mau melihat saya dulu katanya.

Oya, setelah makan durian, supaya tangan dan mulut tidak bau,  caranya gampang. Cucilah tangan dengan mata terpejam. Ini ajaib juga. Setelah cuci tangan dengan mata terpejam, ternyata memang tidak bau.

 Pengetahuan ini saya dapatkan saat makan durian di Medan beberapa tahun sebelumnya. Kata penjualnya, cucilah tangan sambil terpejam. Walau dengan setetes air, tidak akan tercium lagi bau durian. Dan benar. Sejak saat itu, setiap kali saya habis makan durian cuci tangannya sambil terpejam.

Memang ada yang menyarankan cuci tangan dengan cara menuangkan air di kulit durian. Kulit durian digunakan sebagai kobokan. Ada juga untuk menghindari pusing dan bau dengan cara minum air dari kulit durian tersebut. Tapi saya lebih sering cara makan ala Prof David. Dan cuci tangan seperti yang ditunjukkan penjual durian di Medan.

Berbeda lagi cara menaklukan makan  durian di daerah lain. Saat saya jalan-jalan ke daerah Salatiga, Kopeng dan sekitarnya, saya sempatkan makan durian. Memang saat itu sedang musim juga. 

Saya tertarik untuk berhenti dan menghampiri penjual di pinggir jalan karena itu durian lokal. Yang menarik, si penjual durian tersebut selain menjajakan durian juga punya penawar rasa pusing dan mual  kalau terlalu banyak makan durian.

 "Tak usah takut makan banyak, tidak akan pusing dan mual. Saya punya penawarnya," kata penjualnya.

"Baiklah," kata saya.

Saya sengaja memakan durian cukup banyak untuk membuktikan bahwa penawar yang akan ditawarkan penjual durian tersebut bekerja dengan baik. Saya tidak gunakan cara Prof David. Saya memang ingin menguji penawar dari penjual durian tersebut.

Karena ukuran buahnya besar-besar saya makan duah buah saja, sendiri. Saya makan tidak dengan metode Prof David. Saya ingin menguji penawar dari si penjual durian. Setelah selesai makan durian, si penjual durian memetikkan daun. Lalu menyuruh kami untuk makan daun itu dua lembar saja.

"Makanlah daun ini," kata si penjual durian.

" Daun apa ini?" tanya saya.

"Daun Afrika, atau daun sambung nyawa. Makanlah, nanti rasa pusing dan mual akan hilang," kata si penjual durian.   

Daun Afrika memang terkenal sebagai daun untuk meperlancar peredaran darah. Bagi yang biasa dengan obat-obatan herbal, cukup akrab dengan jenis daun ini. Setelah saya kunyah dua lembar daun Afrika, rasanya pahit sekali. 

Tapi setelah beberapa menit, rasa pahit itu hilang, yang muncul rasa manis seperti makan permen mint. Dan benar saja. Saya tidak mengalami pusing  dan mual akibat kebanyakan makan durian.

Jadi kalau mau makan durian tak perlu takut pusing dan mual. Tak perlu takut bau juga. Makanlah, sesuka hati Anda, dengan baca doa.  Empat buah makan sendiri tidak masalah.  Makan ala Prof David atau pakai penawar daun Afrika. Yang penting setelah makan cucinya sambil terpejam. Biar tak ada bau lagi.  Kalau belum tau persis caranya,  saya siap mengajarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun