Mohon tunggu...
Teguh Gw
Teguh Gw Mohon Tunggu... Guru - Pernah menjadi guru

Pemerhati pendidikan, tinggal di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbaikan Mutu Guru Membutuhkan Guru Pamong

15 Maret 2019   10:21 Diperbarui: 3 Mei 2019   10:08 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wadah apresiasi yang dimaksud adalah pemberian peran strategis dalam program pembinaan profesionalisme guru sejawat. Terlalu remeh jika apresiasi guru-guru hebat itu hanya berupa piagam dan hadiah materiel. Terlalu superfisial jika apresiasi atas prestasi mereka sekadar maujud dalam kenaikan pangkat atau promosi jabatan---diangkat sebagai kepala sekolah, misalnya.

Peran baru itu mesti membuka peluang terjadinya induksi dari guru profesional kepada guru-guru lain lintas sekolah. Di Singapura, ada guru yang berperan sebagai master teacher. Tugasnya, membimbing guru-guru sejawat agar mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran secara optimal. Fungsinya, memastikan setiap guru memenuhi standar kualitas proses dan hasil pembelajaran. Sekadar catatan, guru-guru di Singapura punya tiga jalur pengembangan karier. Guru yang unggul dalam pengelolaan pembelajaran kelak dipromosikan menjadi master teacher. 

Guru yang cakap dalam kepemimpinan diproyeksikan untuk menjadi kepala sekolah. Guru yang punya passion di bidang riset diberdayakan dalam tim penelitian dan pengembangan untuk memajukan mutu pendidikan.

Konsep master teacher dapat diadopsi sebagai solusi bagi upaya pembinaan kinerja guru. Untuk memudahkan penyebutan, saya mengalihbahasakan master teacher menjadi guru pamong. 

Seleksi guru pamong dapat dilakukan dengan beragam teknik penilaian: tes, observasi, angket, dan wawancara. Formasi jabatan guru pamong berbasis bidang tugas. Untuk SD ada formasi guru pamong tiap-tiap tingkat kelas. Untuk SMP dan SMA/SMK ada formasi guru pamong tiap-tiap mata pelajaran.

Guru pamong tidak dibebani tugas mengajar di kelas siswa. Seluruh beban jam kerjanya didedikasikan untuk "mengasuh" guru-guru sejawat. Wilayah kerjanya bisa mengikuti sistem zonasi sekolah atau menurut proporsi beban pengasuhan yang efektif, misalnya: satu guru pamong mengasuh 15 guru. Pola pengasuhan dititikberatkan pada clinical coaching individual. Coaching dilakukan melalui observasi, pemodelan, dan pendampingan. Tatap muka klasikal dilakukan hanya untuk materi yang dibutuhkan oleh semua guru asuhan.

Para guru pamong itulah yang disasar sebagai peserta pelatihan untuk penyegaran dan pemutakhiran kompetensi. Selanjutnya, mereka bertanggung jawab untuk menularkan hasil pelatihan tersebut kepada guru-guru asuhannya. Kehadiran guru pamong diharapkan dapat memecah kebuntuan pola pembinaan profesionalisme guru dalam jabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun