Sampai suatu saat, mendapatkan kabar mengenai hal tentang betapa pentingnya menulis bagi pengembangan diri dan karir jurnalistik.
Sebuah iklan koran terkenal di Kota Bandung, menyuguhkan iklan pelatihan kepenulisan itu bagi peningkatan kemampuan seseorang berkarir di media massa.
Berpikir beberapa lama, lalu mendaftarlah ia dalam pelatihan itu.Â
Berbagai sesi ia ikuti sampai diperolehnya berbagai pengetahuan baru mengenai kepenulisan.
Usai mengikuti pelatihan, intensitas menulis semakin tinggi, karena dukungan ilmu pengetahuan baru yang ia dapat, membantu mengembangkan kemampuan menulis lebih baik dan tidak sekedar curhat saja.
Beberapa kali memberanikan diri menulis lalu mengirimkannya ke berbagai media massa.Â
Menulis apa saja, intinya praktek mengenai pengetahuan yang diperoleh dalam pelatihan.
Fase ini menjadi penting bagi ia, terutama dalam membangun mental personal.Â
Penolakan demi penolakan atas hasil karya tulisan yang dikrimkannya. Berulang-ulang mendapati kekecewaan, namun menulis jalan terus.
Sekalinya tulisan diterima sebuah media massa, lalu dimuat dalam sebuah terbitan, bukan kepalang, rasa bahagia itu muncul secara serta merta.
Semangat pun terus meninggi, sampai pada suatu ketika bertemu suatu momentum.Â