Apalagi Indonesia yang selama ini eksis dan berkembang banyak berpijak kepada tatanan-tatanan luhur kehidupan generasi terdahulu terutama dari sisi pendekatan nilai-nilai kearifan lokal, adat ketimuran dan moralitas bangsanya.
Pemimpin muda di era digital diharapkan mampu mengkolaburasikan tatanan-tatanan yang ada terlebih bahwa realitas keberagaman budaya, etnis bangsa, kehudupan sosial, ekonomi dan politik yang dimiliki bangsa Indonesia ini sudah tercipta sejak lama.Â
Kemandirian sikap sebagai corak kehidupan suatu bangsa yang besar mutlak harus dimunculkan dan dipertahankan sebab hal demikian diyakini mampu menahan laju kehidupan bangsa Indonesia agar tetap berada pada eksistensinya yang khas di tengah-tengah masa yang penuh dengan dinamika dan perubahan.
Dengan melihat kenyataan tadi jelaslah bahwa untuk mempersiapkan kepemimpinan Indonesia di masa yang akan datang memang bukan perkara mudah.Â
Tantangan zaman yang ada akan terus menjadi jalan terjal yang harus dilalui. Dari sinilah kita membutuhkan hadirnya teladan-teladan kehidupan yang benar-benar mengakar kepada kehidupan bangsanya.Â
Begitu pula kebersamaan langkah diantara pihak-pihak yang terkait mesti terus diwujudkan.
Akhirnya kita pun memahami pula bahwa peranan dan kehadiran pemerintah menjadi benar-benar dibutuhkan untuk menghadapi segala realitas kehidupan ke depan.Â
Pemerintah yang nota bene memegang kendali atas regulasi yang ditetapkan bagi kehidupan warga negaranya dituntut kembali untuk memiliki visi besar kehidupan berbangsa dan bernegara yang mapan dan berkesinambungan.
Pemimpin bangsa hari ini meski memilikijiwa besar dan mampu memahami realitas perbedaan dan keberagaman yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya dimana hal tersebut pun merupakan para pendiri bangsa sejak lama. Â