Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Debut

9 Oktober 2022   07:39 Diperbarui: 9 Oktober 2022   07:58 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berubah membaik. Photo: /www.brilio.net/

Jarang orang bertemu muka, dunia maya diandalkan menjadi satu-satunya saluran pertemuan berbagai hal. Saya berteman dengan peranti komunikasi dan alat-alat kerja yang itu-itu saja. Dunia ini menjadi membosankan saat diri terjebak dalam ruang-ruang penat rumah. Home sweat home berubah bak neraka dalam dunia nyata.

Sesekali ada rasa tergerak lalu bingung mencari cara. Namun asa itu terus saya pelihara dan mendorongnya untuk diwujudkan. Percaya kepada doa-doa lalu terlintas pesan pesan orang tua dan petuah-petuah penuh maknanya yang dulu pernah terucap.

Ada yang terus terngiang dalam sisa-sisa tenaga yang saya miliki, saat orang tua dengan yakin berkata, bahwa suatu saat saya ini akan ditakdirkan menjadi orang hebat dan memberi bermanfaat kepada orang banyak, mandiri dari dorongan kemapuan sendiri. Seberat apapun langkah, itu jalan yang harus dilewati untuk sebuah sukses yang diidamkan.

Wajah ibu memacu deru qolbu. Ayah yang perkasa wajahnya memancar dalam kegelapan. Saat itu saya bangkit, mengejar segala kuasa yang mereka titipkan terakhir kalinya, bahwa saya mampu maju. Kebulatan tekad mengantarkan saya kepada perjalanan malam panjang. Jauh dari pagi, waktu tak bertepi.

Subuh mengetuk bahu. Mendorong bangkit raga untuk bersuci. Saya merasa sejuk menerpa suasana. Menyambut pagi dengan penuh harap.

Langkah kecil menyambangi alat kerja. Apa hendak dibuat, disusun dan berencana. Memandu jalan diri bertemu siapa saja yang mampu berbagi untuk suatu maksud hati bangkit dari keterpurukan.

Susah bukan kepalang. Keadaan memang belum sepenuhnya memberi peluang. Tetapi saya terus beranjak. Kawan lama, relasi baru, kenalan sepintas atau siapa saja ia yang ada dalam perbendaharaan nama orang-orang yang pernah saya jumpai, saya pilah dan ditemui. Ibu memberi pesan kepada saya, serap energi melalui jalan silaturahmi.

Jalan-jalan terjal saya lalui namun dengan hati tenang dan riang. Cahaya dan petuah orang tua menjadi penerang setiap kesulitan yang dialami. Keyakinan bahwa saya akan tiba kepada sesuatu yang ingin diraih semakin kuat. Predikat-predikat diri terus asa pacu, biar saja dia bekerja karena itu tanggung jawabnya.

Debut dalam waktu sejak masa-masa itu terlewati. Kini, satu tahun menandai perjalanan mimpi hidup yang ingin saya raih. Menengok sesekali ke belakang, rintangan begitu banyak menerpa. Tetapi itu semua berhasil saya lalui. Saya bersyukur dalam pancapaian ini. Saya menerima energi banyak untuk terus bergerak. Hari-hari ke depan semakin tergambarkan dan menyulut semangat bangkit.

Hari berbahagia, berbagi cerita melalui balutan surat cinta. Menyelami relung jiwa bagaimana ide-ide Komunitas Literasi Sinau Wong Kemlaka dulu tergagas. Kini dirinya hinggap pada capaian-capaian perkembangannya.

Saya menyertakan tulisan ini, sebagai bagian dari ungkapan yang hadir menjemput milad ke-1 Komunitas Literasi Sinau Wong Kemlaka Cirebon tahun 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun