Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Membuang ASI, Tepatkah?

6 Oktober 2022   07:53 Diperbarui: 6 Oktober 2022   07:59 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye ASI Eksklusif. Photo: kemkes.go.id

Ukuran kandungan bayi yang besar juga tekanan darah yang tinggi, dokter menyarankan istri melakukan persalinan dengan cara operasi.

Sampai tiba saatnya masa kelahiran tiba, setelah usia kandungan matang, operasi pun dilakukan. Berharap segalanya lancar, di ruang tunggu salah satu  rumah sakit, waktu beberapa jam bergulir. Melewatinya,  terasa begitu lama.

Dokter mengumumkan kelahiran. Bergegas menghampiri ruang penyimpanan bayi yang terpisah dari ruang operasi si ibu.

Saya menunggui bayi yang baru lahir dan terpisah dengan ibunya di ruang berbeda.

Bayi yang menangis, menunjukan dirinya lapar. Tetapi apa yang harus disodorkan? Mendatangi sang ibu untuk meminta susu, dilarang dokter karena ibu harus pulih dulu pasca melahirkan.

Saat itulah, susu formula (sufor) disodorkan seorang perawat rumah sakit dengan dalih untuk memenuhi asupan konsumsi sementara bagi bayi yang lapar.

Berbagai merek sufor diperlihatkan dan keadaan "memaksa" saya untuk memilih salah satu karena pertimbangan bayi harus segera makan.

Sambil membaca-baca kemasan sufor yang ditawarkan, terjadi perang sabil, mengapa tidak air susu ibu (ASI) yang ditawarkan perawat saat itu? ASI pada awal masa kelahiran atau ASI Eksklusif, setahu saya adalah nutrisi terbaik bagi bayi sekaligus dalam proses menyusui sesaat setelah kelahiran, memberikan dampak imun penting bagi bayi sekaligus menyusui mampu membangun ikatan emosional positif antara ibu dengan bayi.

Saya coba cek kepada perawat dan mempertanyakan, apakah lebih baik memberi ASI eksklusif saja sebelum menyeduhkannya sufor untuk bayi yang baru lahir ini.

Jawaban amat mengecewakan dari sang perawat, bahwa ASI Eksklusif tidak mungkin diberikan kepada bayi yang lahir secara operasi.

Menurutnya, ASI sudah teracuni oleh zat-zat kimia yang digunakan untuk mendukung kelancaran operasi kelahiran.

Apa zat-zat yang sudah meracuni ASI Eksklusif akibat proses operasi itu, hingga waktu berlarut-larut tak ada penjelasan apapun lagi.

Dus pertama sufor terpaksa saya buka. Botol susu dengan dot karet tak kalah sigap terpampang berdekatan dengan kotak sufor.

Mencuci terlebih dahulu botol susu beserta dot karet. Lalu menakar ukuran sufor yang kira-kira dibutuhkan saat itu dengan seduhan air hangat.

Tawaran nutrisi yang melekat dalam tulisan-tulisan di dus sufor, belum cukup mengatasi rasa cemas saya saat memberi asupan pertama untuk anak.

Entah berapa lama lagi harus menunggu ASI Eksklusif bisa disajikan bagi sang bayi karena proses pemulihan sang ibu melahirkan akan memakan waktu cukup lama dalam beberapa waktu ke depan.

Sampai saat tiba waktunya sang ibu keluar dari ruang operasi persalinan dan memasuki ruang perawatan untuk beberapa hari.

Pemulihan sang ibu pasca operasi diawasi penuh dokter dan perawat. Sang bayi masih belum bisa dipertemukan langsung dalam pelukan ibu. Otomatis hilang semua peluang memberikan ASI Eksklusif itu.

Pemulihan sang ibu pasca operasi, membutuhkan banyak obat yang harus dikonsumsi. Penggunaan obat semacam itu telah memengaruhi kandungan nutrisi asi dan dipastikan mengandung zat berbahaya bagi bayi jika asi diberikan.

Saat kepulangan dari semua proses melahirkan tiba.  Keluarga secara bersama-sama menunggu kedatangan anggota baru.

Sejak saat berada di rumah, pemandangan dus sufor selalu menghiasi tempat koleksi kebutuhan bayi yang begitu banyak.

Penggunaan sufor membutuhkan biaya konsumsi yang cukup mahal. Namun apa daya, segalanya harus dipenuhi terutama saat bayi kehilangan selera terhadap ASI karena terbiasa mengkonsumsi sufor sejak lahir.

Kebermanfaatan Sosial

ASI Eksklusif sangat disarankan diberikan kepada bayi pada awal kelahiran. Saran ini merujuk kepada nilai manfaat yang terakandung dalam ASI Eksklusif.

Selain karena kandungannya yang penting bagi tumbuh kembang bayi, ASI Eksklusif pun termasuk asupan utama bagi bayi.

Artinya, selama konsumsi ASI Ekslusif berjalan, tidak ada makanan tambahan lain bagi bayi.

Proses menyusui pada masa ini akan sangat memengaruhi kepada daya dukung kehidupan bayi untuk masa mendatang.

Bayi akan imun terhadap berbagai serangan penyakit sehingga kesehatan fisik dan mental bayi menjadi seimbang. Kesehatan yang baik dapat menopang hadirnya generasi emas.

Secara sosial, menyusui langsung bayi oleh ibu, mampu membangun hubungan kedekatan anak dengan orang tua.

Masa enam bulan pertama hingga waktu sedikitnya dua tahun masa ideal menyusui, keakraban anak dan ibu akan sangat berkualitas.

Masa pengasuhan awal secara berkualitas bagi anak dan juga posisi anak yang sangat membutuhkan perlindungan penuh dari sang ibu, aktivitas menyusui akan memfasilitasi pencapaian harapan itu.

Keuntungan lain dari menyusui selain diperoleh oleh bayi, ibu pun akan menerima manfaat yang penting bagi kesehatan fisik dan mental si ibu.

Ujaran keluhuran Adat Sunda mengenai hal ihwal keutamaan menyusui, mengibaratkan ibu yang menyusui itu seperti gunung yang memberikan air bagi kehidupan. Aliran air menyertakan pula rasa kasih sayang kepada mahluk-mahluk lain disekelilingnya.

Tanpa ada pikiran dan pilihan akan menjadi apa kelak si anak yang disusui, apakah menjadi orang baik atau tidak, kasih sayang ibu sama merata kepada anak-anaknya melalui aliran susu dari tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun