Lingkungan pemerintahan sebagai salah satu bentuk lingkungan yang khas, memiliki batas-batas dalam proses pelibatan pihak luar ke dalam lingkungannya.
Alhasil, proteksi-proteksi menjadi wajib dilakukan agar lingkungan terhindar dari kemunculan hal-hal yang tidak diinginkan.
Â
Katakanlah, itu dulu. Terlepas apakah teori itu masih berlaku atau tidak bagi kelompok elit di Indonesia.
Saat ini eranya keterbukaan informasi. Sekecil apapun pemimpin menyembunyikan prilakunya dari publik, lama-lama rakyat akan tahu juga.
Proteksi dengan berbagai bentuk implementasinya, masih saja memungkinkan orang masuk menerobos sela-sela kelemahan yang dimiliki suatu lingkungan tertentu.
Secara fisik, boleh saja penerapan kebijakan aparat yang represif diberlakukan. Namun, disisi lain ada ranah protektif lingkungan yang wajib dijaga berkaitan dengan hubungan manusia dengan teknologi mutakhir yang digunakannya. Proteksi menjadi mutlak dan menyeluruh untuk menciptakan rasa aman dari ancaman.
Proteksi lemah pada perangkat teknologi informasi (IT) dengan segala bentuk fungsinya, dapat menyebabkan pemerintah kehilangn harga diri kepemimpinanya.
Saat menyimak adanya suatu fenomena peretasan oleh Hacker Bjorka yang mengobrak-abrik keamanan siber di Indonesia, apa pula yang seharusnya diterapkan dari adanya konsep mengenai etika sosial ini.
Membangun hubungan antar penguasa dan rakyat saat ini telah menjadi trend gaya kepemimpinan di negara kita.
Sebut saja hal itu akan mampu menjadi penawar dari adanya  perubahan menuju era keterbukaan informasi.
Dalam beberapa kesempatan, pemimpin kita melakukan "blusukan". Ini istilah lama yang dipakai ketika pejabat datang menemui rakyatnya.