Meski cuaca sempat mendung, semangat mahasiswa tidak surut. Para peserta KKN tampak mengenakan seragam kelompok, membawa perlengkapan pribadi dan dokumentasi, serta berfoto bersama dengan para pejabat dan DPL mereka sebelum diberangkatkan ke desa masing-masing. Suasana berlangsung penuh kekeluargaan dan semangat kebersamaan.
Bagi sebagian mahasiswa, ini adalah kali pertama mereka akan tinggal langsung di desa dalam waktu yang cukup lama dan berinteraksi secara intens dengan masyarakat. Meski ada rasa gugup, namun dominasi antusiasme dan rasa ingin tahu lebih besar.
Salah satu mahasiswa peserta dari kelompok Desa Curahpetung mengungkapkan rasa semangatnya untuk bisa memberi kontribusi di bidang pemberdayaan masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan edukasi hukum.
"Kami sudah mulai memetakan potensi desa dan merancang program-program sederhana yang bisa kami lakukan. Harapan kami, keberadaan kami di Curahpetung bisa memberi nilai tambah dan mempererat hubungan kampus dengan masyarakat," ungkapnya.
Sinergi Lintas Kampus: Kolaborasi untuk Pengabdian
Program KKN Kolaborasi ini merupakan wujud dari semangat inter-kampus untuk bersatu dalam misi pengabdian. Mahasiswa dari UNEJ, UIJ, dan UNILU tidak hanya membawa latar belakang akademik yang beragam, tetapi juga perspektif, budaya kerja, dan pendekatan yang saling melengkapi.
Dengan jumlah peserta sebanyak 87 orang yang dibagi dalam 7 kelompok, setiap desa akan mendapatkan perhatian dari tim multidisipliner yang terdiri dari mahasiswa hukum, pertanian, teknik, pendidikan, dan kesehatan masyarakat. Komposisi ini dirancang untuk mendorong pendekatan program yang holistik dan berkelanjutan.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) juga memiliki peran penting dalam mengarahkan mahasiswa untuk merancang dan melaksanakan program kerja yang relevan dengan kebutuhan desa. Para DPL hadir langsung dalam prosesi penerjunan untuk memastikan kesiapan dan koordinasi teknis masing-masing kelompok.
Desa Curahpetung: Lahan Pengabdian Penuh Potensi
Desa Curahpetung, yang menjadi lokasi salah satu kelompok KKN, dikenal sebagai desa agraris dengan mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian yang luas, pola hidup komunal, serta kearifan lokal yang masih kuat menjadi modal besar dalam pelaksanaan KKN.
Kelompok mahasiswa yang ditempatkan di desa ini telah menyusun berbagai rencana program yang berfokus pada edukasi pertanian berkelanjutan, pelatihan kewirausahaan lokal, sosialisasi hukum desa, serta kegiatan pemberdayaan perempuan dan pemuda.