Solusinya: Selalu beli emas dari sumber yang memiliki reputasi baik dan terpercaya. Contohnya adalah Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia Antam, Pegadaian, atau toko-toko emas besar yang sudah dikenal luas. Emas batangan resmi biasanya dilengkapi dengan sertifikat keaslian.
6. Panik Menjual Saat Harga Turun (Panic Selling)
Kesalahan:Â Mirip dengan poin pertama, ketika melihat harga emas global turun selama beberapa hari, pemula merasa cemas dan buru-buru menjual emasnya karena takut rugi lebih dalam.
Kenyataannya:Â Harga emas dalam jangka pendek memang bisa naik-turun. Namun, secara historis, tren jangka panjangnya selalu naik. Menjual saat panik seringkali berarti merealisasikan kerugian yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Solusinya: Ingat kembali tujuan awal Anda berinvestasi emas adalah untuk jangka panjang. Fluktuasi jangka pendek adalah hal yang wajar. Justru, bagi investor cerdas, saat harga turun adalah waktu yang baik untuk membeli lagi atau mencicil (strategi dollar cost averaging).
7. Menaruh Semua Uang ke Emas (Tidak Diversifikasi)
Kesalahan:Â Karena dianggap paling aman, pemula menaruh 100% dana investasinya ke dalam emas.
Kenyataannya:Â Prinsip utama investasi yang sehat adalah diversifikasi, yaitu menyebar aset ke beberapa instrumen yang berbeda (misalnya saham, reksa dana, properti, dan emas). Ini bertujuan untuk mengurangi risiko. Jika semua uang Anda di emas dan harganya sedang stagnan, Anda kehilangan potensi keuntungan dari aset lain yang mungkin sedang naik.
Solusinya: Jadikan emas sebagai salah satu bagian dari portofolio Anda, bukan satu-satunya. Alokasi yang umum disarankan para ahli adalah sekitar 5% - 15% dari total aset investasi Anda.
Investasi emas adalah langkah yang bijak, terutama untuk melindungi kekayaan Anda dari gerusan inflasi. Dengan menghindari tujuh kesalahan di atas, Anda tidak hanya membeli logam mulia, tetapi juga membangun fondasi investasi yang kokoh untuk masa depan. Ingat, kunci sukses dalam investasi emas bukanlah mencari keuntungan secepat kilat, melainkan kesabaran dan pemahaman yang tepat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI