Ziarah ke maqom Syekh Jumadil Kubro bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin. Kami belajar tentang arti perjuangan, kebersamaan, dan pentingnya menjaga niat dalam setiap langkah. Menaklukkan 1743 anak tangga menjadi simbol bahwa hidup penuh tantangan, nemun dengan tekad dan dukungan sesama, semua tantangan bisa dilalui.
       Selain itu, kami juga mendapat pelajaran berharga tentang toleransi dan saling menghargai. Seperti dalam perjalanan kami yang bertemu dengan peziarah lain dari berlatar belakang berbeda, lalu saat sampai menunggu giliran dari peziarah yang masih berdoa.
       Setelah selesai berdoa, semua fokus dengan agenda masing-masing. Ada yang mengabadikan momen di puncak, ada yang menikmati suasana dan pemandangan disana, dan ada pula yang hanya duduk santai. Setelah beristirahat dan menikmati suasana, kami turun kembali dengan hati yang lebih ringan. Meski menuruni tangga juga membutuhkan kehati-hatian, perjalanan pulang terasa lebih mudah karena semangat kebersamaan yang sudah terbangun.
       Ziarah ke maqom Syekh Jumadil Kubro di Bukit Turgo bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual dan sosial. Menaklukkan 1743 anak tangga bersama satu kelas menjadi pengalaman yang memperkaya jiwa dan mempererat persaudaraan. Kami pulang dengan hati yang penuh syukur, pikiran yang lebih terbuka, dan semangat baru untuk menghadapi tantangan di masa depan.
       Perjalanan ini mengajarkan bahwa setiap langkah, sekecil apapun, memiliki makna jika dilakukan dengan niat yang baik dan bersama orang-orang yang mendukung. Semoga pengalaman ini bisa menginspirasi untuk tidak ragu mencoba hal baru, menjelajahi sejarah, dan memperkuat tali persaudaraan di tengah kehidupan yang tak lepas dari  keberagaman.
      Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI