Festival takbir keliling juga mengajarkan saya tentang pentingnya kolaborasi dan gotong royong. Semua peserta, tanpa memandang latar belakang, bekerja sama untuk menyukseskan acara ini. Mereka saling membantu, berbagi tugas, dan mendukung satu sama lain. Inilai nilai-nilai yang menurut saya penting untuk terus dijaga, terutama di tengah masyarakat yang semakin individualis.
       Selain itu, festival ini juga menjadi media untuk mempererat hubungan antarwarga. Interaksi yang terjadi selama persiapan hingga pelaksanaan festival menciptakan ikatan sosial yang kuat. Komunikasi yang terjalin tidak hanya bersifat verbal, tetapi juga nonverbal melalui simbol, dekorasi, dan ekspresi seni.
       Pengalaman menyaksikan festival tabir keliling di Trimulyo semakin menegaskan bahwa Jogja adalah kota yang penuh kejutan. Setiap sudutnya menyimpan cerita dan tradisi yang unik. Masyarakatnya sangat kreatif dan terbuka terhadap hal-hal baru. Saya merasa beruntung bisa merantau dan belajar banyak hal di kota ini, tidak hanya di bangku kuliah, tetapi juga dari pengalaman langsung di tengah masyarakat.
       Pengalaman ini tidak hanya memperkaya wawasan saya, tetapi juga mempererat rasa kebersamaan dan kekaguman saya terhadap kekayaan budaya serta tradisi masyarakat Jogja. Semoga tradisi ini bisa terus terjaga, meskipun saya bukan asli Jogja, tetapi kedepannya semakin banyak generasi muda yang harusnya terlibat aktif dalam melestarikan tradisi seperti ini, sehingga warisan budaya dan semangat kebersamaan tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI